Mohon tunggu...
RARA
RARA Mohon Tunggu... -

Karena hidup hanya sementara. Lakukan yang terbaik . YAKIN AJA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Papa dan Putrinya

16 Juni 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada papa :

Dalam diamnya pada celotehan putrinya , tersenyum sedikit saat ada yang lucu , dan diam lagi saat sudah mulai membosankan . Putrinya terus bicara , bertanya ini bertanya itu cerita ini cerita itu . Berujung pada tanya akan pendapatnya . Belum selesai dijawab , putrinya memotong "tapi pa...blablabla" dan berceloteh lagi .

Dalam diamnya pada diam putrinya , wajah datar dan sedikit heran , sunyi tanpa ada percakapan . Melihat tingkah mencurigakan , dan merasakan keresahan . Diam - diam membaca pesan - pesan di handphone putrinya . Tapi masih diam . Sampai saat kesempatan , menanyakan kabar . Si putri berkata "Nggak ada apa - apa kok" , tapi ia besi keras ada sesuatu . putrinya diam saja . Dan ia cemas .

Ketika mulai lagi celotehan putrinya , ia diam seakan menyimak sambil menonton tv . Wajah sangar tampak lesu ,lelah sehabis dinas dan masih harus mendengarkan celoteh celoteh putrinya . Tapi ia tidak cemas lagi .

-----------

Ada putrinya :

Dalam kangen , ia pulang ke rumah selesai sekolah . Beristirahat melepas lelah .Hampir magrib papanya belum juga pulang . Heran ,lalu mengirim pesan bertanya "Kok belum pulang?"

Menyeduh teh seperti biasa setiap sore, di seduh di poci warna kekuningan . Dituang di gelas agar tidak panas.  papanya pulang kelihatan lelah , melihat teh hangat di meja langsung ngunjuk , lalu duduk sebentar di sofa , memainkan remot tv , melepas lelahnya sambil srutup - srutup teh . Ia menunggu papanya sebentar , setelah kelihatan sedikit tidak capek . Mulailah berceloteh , ceritakan yang bagus - bagus hari itu . Tidak ada lelahnya ia bercerita- bercerita dan bercerita sampai lupa, lupa papanya baru pulang masih capek dan ngantuk . Tapi ia tetap tak berhenti , walaupun diingatkan mamanya untuk beri waktu papa istirahat . Karena hanya saat itu , ia punya kesempatan bertemu  dan bercerita .

Kadang saat malas bicara karena kepenatan hari yang sesekali dialami , ia diam saja saat ada papanya. Meringkuk di kamarnya , menangis diam - diam . Tidak ada yang boleh tahu . Ingin disimpan saja , malas dibagi .

Tapi papanya tahu , dan pasti menanyakan kenapa . Kadang diceritakan alasannya murung  , kadang tetap misteri .

Papanya menanamkan kekuatan  untuk survive lewat kata - kata bijak . Sering kali di ulang - ulang . Hingga kadang ia bosen mendengarnya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun