Senyum mentari menyembul hangat mengiringi pagi. Entah sudah berapa ratus hari tak lagi kudengar kicau burung serta dedaunan menari, namun hidungku masih akrab dengan aroma sejuk pagi yang tak pernah berganti.
Suara pagi
Orang orang bercerita
Anak kecil berlari
Sapa ramah para tetangga
Nyaris tak ada yang berubah. Hanya tawamu di telepon terdengar tawar sesaat setelah aku berkata kaulah orang kedua yang selalu kutanyakan kabar saat mataku mulai terbuka setelah terpejam dibuai malam.
"Ada beberapa peristiwa yang membuatku ragu, bahkan mungkin akan membakar menjadi cemburu"
Tut tut...
Gagang telepon masih tergenggam erat di tangan kiriku. Otakku mencoba memutar ulang kata kata terakhirmu.Â
"Harus dengan apa aku meyakinkannya...?"
Kutulis sederet kata kata berisi pengharapan. Kutitipkan kepada hamparan mega yang berarak pelan meninggalkan birunya awan. Aku masih di sini, masih berkutat dengan suasana pagi.