Berbahagialah engkau wanita, karena engkau tidak layak berpendidikan
Berbahagialah engkau wanita, karena tidak layak bekerja
Berbahagialah engkau wanita, karena derajatmu rendah
Berbahagialah engkau wanita, karena cita-citamu kandas
Berbahagialah engkau wanita, karena dilecehkan
Berbahagialah engkau wanita, karena engkau lemah
Berbahagialah engkau wanita, karena kau murahan
berbahagialah kau wanita, karena kau adalah pelampiasan
Berbahagialah karena engkau telah memilih jalan, memilih tidak MELAWAN
Keluh kesahmu adalah omong kosong
Kau anggap itu kodratmu, takdirmu
Tangismu tidak berarti, kesia-siaan
Kau adalah warga kelas dua, warga pinggiran
Diinginkan kemudian dilampiaskan
kekerasan adalah layak untukmu
Jadilah pecundang, pecundang sampai akhir hidupmu
Maka berbahagialah, berbahagialah diatas penderitaanmu
Berbahagialah karena engkau telah memilih jalan, memilih tidak MELAWAN
Kau pikir kau adalah wanita, kau bukan manusia
Tidak setara, mahluk rendahan
Pelayan kebejatan, murahan
Kecantikanmu adalah bencana, suatu kutukan
Berbahagialah karena engkau telah memilih jalan, memilih tidak MELAWAN
Karena kau adalah wanita bukan perempuan
Tidakkah kau berpikir bahwa kau adalah manusia?
Kau wanita Jadilah manusia!
Manusia yang bernama perempuan, karena perempuan memilih untuk MELAWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H