Mohon tunggu...
Bukan Hantu
Bukan Hantu Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Onani Maka Aku Ada

24 Februari 2012   00:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13300442281599887716

Bumi masih berputar pada porosnya dan dunia akan terus berada pada pengaruhnya, setidaknya hingga pada saat ini, dan saya hadir disini dalam keadaan dunia yang telah ada sebelumnya.

Cogito Ergo Sum, Descartes berkata-kata dengan pelan dan penuh pasti, sembari memikirkan kembali apa yang dialami, dia telah melewati masa-masa kritis untuk suatu pemikiran yang kemudian dinikmati oleh sebagian besar peradaban manusia dalam berabad-abad lamanya. Dia telah melemparkan gagasan dalam peradaban pemikiran manusia, bahwa berpikir lebih dahulu ada daripada ke-ada-an diri manusia itu sendiri, dengan kata lain; aku merasakan kehadiran diriku setelah aku berpikir. Ya, manusia secara sadar bahwa dirinya ada di muka bumi ini, kehadirannya tak terbantahkan dalam kehidupan nyata. Lalu apa yang dilakukan manusia di muka bumi ini, di dalam dunia yang nyata?

Manusia telah sadar bahwa dirinya adalah manusia, sadar bahwa manusia adalah subjek yang berkuasa atas segala objek yang berada disekitar dan segala sesuatunya takluk akan keberadaan manusia, manusia telah "total"! Lalu bagaimana dengan manusia lain dan sekitarnya bahwa mereka ternyata juga "ada" di dunia nyata?

Respondeo Ergo Sum, terdengar sayup-sayup rintihan tak bertuan dari pinggiran sudut ibukota yang nyaris tak terdengarkan oleh siapapun. Suara sayup-sayup itu mengisyaratkan bahwa karena tanggung jawab maka manusia ada. Manusia telah berevolusi, mengalami metamorfosis selama masa peradabannya dan menjadi mahluk yang tertinggi dari rantai kehidupan. Teknologi baru telah diciptakan, sesuai kebutuhan dengan selera yang berbeda-beda, manusia dalam masa keemasan dan kekuasaannya.

Alam telah habis dikeruk, prilaku dan kebiasaan diwariskan kepada pewaris. Manusia sedang berputar dalam pusaran tetap menuju jurang kehancuran. Kerusakan lingkungan, korupsi, ketidakadilan, penindasan adalah warisan yang telah ada sebelumnya, begitu dan selalu begitu seterusnya, ketika tak ada penyelesaian untuk memutuskan rantai warisan tersebut. Seharusnya, didalam praktisnya manusia akan dan harus bertanggung jawab terhadap manusia dan alam yang ada sekarang, suatu tanggung jawab sebagai bukti keberadaan manusia di bumi saat ini. Lalu ketika manusia bertanggung jawab terhadap yang ada sekarang, lalu siapa yang bertanggung jawab terhadap sesuatu yang belum hadir?

[caption id="attachment_163045" align="aligncenter" width="320" caption="Sumber: rsgswara.files.wordpress.com"][/caption]

Bumi mungkin masih berputar pada porosnya dan dunia mungkin akan terus berada pada pengaruhnya, setidaknya menurut saya, dan mereka akan hadir disini dalam keadaan dunia yang saya ciptakan sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun