Mohon tunggu...
Bukan Hantu
Bukan Hantu Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lupakanlah Sejarah!!!

16 Mei 2011   01:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_108312" align="aligncenter" width="480" caption="Kitab Sejarah"][/caption]

"JASMERAH!!!, Jangan sekali-sekali melupakan sejarah". Masih terngiang orasi bung karno ketika itu, orasi yang mengingatkan kita agar tidak melupakan sejarah. Apa gunanya sejarah sehingga kita harus tetap mengingatnya? Sejarah berguna untuk kita mempelajari masa lampau, dimasa lalu, entah masa lalu pribadi kita atau perjalanan sebuah bangsa, dari sejarahlah kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan, kegagalan dan keberhasilan dimasa lampau. Intinya kita diingatkan bahwa kita harus belajar dari sejarah, agar kita menjadi lebih baik dimasa mendatang. Namun sayangnya banyak catatan sejarah adalah sejarah yang manupulatif, rekayasa, catatan yang ditulis oleh pemenang masa lalu, klaim sejarah, inilah yang mengakibatkan umat manusia seakan-akan tidak pernah belajar dari sejarah. Seperti yang Hegel katakan "Sejarah telah mengajarkan pada kita bahwa umat manusia tidak pernah belajar dari sejarah" yang kemudian oleh sastrawan dan esaias asal irlandia Bernard Shaw menegaskan kembali "kita belajar dari sejarah, tapi kita tidak mendapat apapun".

Klaim Sejarah Teramat pentingnya suatu sejarah untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan masa lalu menjadikan sejarah sebagai tolak ukur keberhasilan suatu bangsa atau orang yang berkuasa pada jamannya."Sang Pemenang" akan membuat catatannya karena dia telah memenangkan pertarungan, yang kalah akan dianggap bersalah, pihak yang disalahkan. Maka dengan posisinya sebagai pemenang, sebagai penakluk, dengan leluasa dia akan menggores kitab sejarah, bahwa apa yang diceritakannya, yang ditulisnya adalah suatu kebenaran sejarah.

Pertarungan Sejarah Walaupun pemenang telah mengklaim suatu sejarah, bukan berarti klaim ini akan bertahan lama, karena manusia cenderung mempertanyakan sesuatunya, terus mencari "kebenaran" pengetahuannya. Maka janganlah heran ketika mempelajari suatu sejarah banyak versi sejarah yang dimunculkan, hanyalah soal waktu fakta sejarah akan terungkap, ketika "Sang Pemenang" telah habis masa waktunya, ketika telah berakhir pengaruh-pengaruhnya. Pertarungan pun dimulai, siapa yang benar? siapa yang salah?, pertarungan kemudian berakhir, lalu "sang Pemenang" bergantian, sejarah kemudian akan berganti menggantikan sejarah sebelumnya, begitu seterusnya sampai manusia lupa pelajaran yang berharga dari sejarah tersebut. Maka apa yang dikatakan Hegel benar adanya "Sejarah telah mengajarkan pada kita bahwa umat manusia tidak pernah belajar dari sejarah". Ini adalah soal siapa "sang pemenang" bukan kebenaran sejarah.

Apa maksud dari tulisan ini? Saya juga tidak tahu, saya hanya asal nulis karena saya bukan ahli sejarah, bukan sejarahwan, saya hanya orang yang sedang mencari kesenangan, mencari kegiatan di hari libur yang panjang ini, yang tiba-tiba teringat dengan pesan Bung Karno.

salam berlibur

sumber foto http://www.google.com

Baca sejarah lainnya:

Awas!!! Kompasianer Gila! Curigailah Negaramu, Seperti Kamu Mencurigai Sesamamu! Sudah! Jangan Ganggu DPR [Aktual] Belajar Goblog Kompasiana Heboh!! Parman Buka-bukaan Saya Adalah Plagiator Studi Banding DPR adalah Demi Rakyat! WoW! Model Hot Terbaru [Teraktual] Seminar Orang Suci; Tingkat Lanjutant [Terekomendasi Kompasiana] Seminar Orang Suci Rokok dan Kopi Terenak di Dunia Gila! 3 Wisata Keren Di Indonesia Orang Gila Masuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun