Mohon tunggu...
Bukan Hantu
Bukan Hantu Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Generasi Haru Biru

26 Maret 2012   19:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah dilumuri oleh tumpahan darah segar
Air yang bergelinang karena tangisan luka
Udara yang dihembuskan oleh jiwa yang kehilangan
Dibangun dari kesengsaraan abadi

Hidupnya terlibat dalam  peperangan
Perjuangan dari tetesan-tetesan darah
Kaki yang terluka dan bernanah tanpa alas
Tangan yang terkoyak-koyak karena menangkis senjata

Demi penerus, generasi baru
Seseorang yang belum pernah terdengar
Jiwa yang belum terlihat kasat mata
Harapan masa depan yang akan datang kelak
Kenikmatan yang tak dirasa

Seribu tahun adalah kehidupan
Sejuta harapan adalah kobaran
Percaya untuk satu tujuan
Kebebasan keturunan

Kini generasi itu telah datang
Didampingi oleh dayang-dayang
Di bawah pohon rindang
Sambil memakai selendang

Generasiku, generasi haru biru
Setiap malam selalu menggerutu
Karena tak menghisap cerutu
Lalu menangis hingga menderu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun