Dinginnya cuaca malam ini, lebih terasa dingin dari lantai tiga kamar kost ku saat ini. Ditambah kipas angin pas diatas kepala (ya iyalah..)
Untuk pertama kalinya saat ini jauh merayakan ulang tahunmu wanita no 1 di dunia. Tak ada kado spesial, kecupan dikening, apalagi ciuman tangan yang hampir tiap pagi kulaksanakan ketika keluar beraktivitas. Untuk sekarang itu semua harus ditunda sejenak. Hanya untaian doa dari kamar kos ini, kupanjatkan kepada Sang Pemilik Jiwa sebuah doa sederhana. Panjang Umur dan Sehat Selalu
Satu hal yang tak pernah kulupa dari wanita no 1 didunia sampai sekarang, ketika ku mulai susah diatur cubitan ditelinga itu bikin aku terdiam, diam tak berani membantah satu kata pun apalagi menatap wajahnya, diam kemudian menyendiri dikamar hingga ketika udah reda kemudian menghampirinya dan mengaku salah
Sampai akhirnya, ketika ku-memutuskan untuk merantau ketempat seperti sekarang ini. Sebelum berangkat cubitan itu sempat kurasakan sambil berbisik, Gak boleh nakal, Jangan Lupa Makan. Tatapan matanya ketika berbisik dengan dua kalimat ini yang membuatku kadang rindu seperti malam ini. Namun, untuk saat ini sepertinya rindu untuk bertemu itu harus ditunda. Bukan karena tak bisa atau tidak sayang, tapi karena keadaan yang membuat terjadi seperti ini
Kecup Kening, Peluk dari Jauh dari si bungsu yang saat ini sedang rindu.
Panjang umur dan sehat selalu, ibu!!
18 Februari 1960
Bandar lampung, 16 Februari 2012 23.30
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H