Mohon tunggu...
gunawan wibisono
gunawan wibisono Mohon Tunggu... -

anak muda berjiwa profesional, belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Celengan Transparan

1 April 2012   14:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yak, hari ini pukul 03.30 pagi tanggal 1 April 2012.

Baru ketemu kamar dengan kondisi berantakan, mata yang sebenarnya udah ngantuk tiba-tiba kembali cerah gara-gara melihat pemandangan kamar seperti ini. Sungguh tak enak dipandang mata (ya gak sih..)

Seketika itu juga, tiba-tiba keisengan muncul. Nanggung juga mau tidur jam segini, ketemu shubuh aja sekalian baru tidur sepertinya menjadi pilihan paling menarik

Dan dini hari ini, ijinkan gw sedikit bercerita tentang “keramaian” isi kamar yang sejak tanggal 8 Januari kemarin gw tinggali. Sekilas tak ada yang menarik (memang tak ada yang menarik) kecuali beberapa sample produk minuman terkenal berwarna biru yang sedang gw teliti (halah...) dan celengan bulat berisi kumpulan uang Rp 100,-

Nah, kali ini gw mau cerita aja sih tentang kumpulan uang itu. Tepatnya kapan gw juga lupa mulai hoby mengumpulkan koin Rp 100,- dalam sebuah “celengan transparan” semacam celengan sederhana yang terlihat isinya dari luar, simple aja sih biar gw tau seberapa banyak koin yang gw kumpulin dalam suatu waktu. Dulu waktu masih tinggal sama orang tua, setiap udah penuh pasti gw bongkar tu celengan transparan, kemudian tinggal di Malang memulai mengumpulkan lagi dan harus dibongkar ketika meninggalkan kota itu, datang ke Bandung membuat celengan serupa dan harus dibongkar (lagi) sebelum pergi dari bandung

Sayangnya sampai sekarang gw lupa, sebenarnya dari hasil celengan transparan itu terkumpul berapa!?

Kembali ke celengan transparan ini, setelah gw merenung dan berpikir (zzzzz). Gw tinggal dikamar ini hampir 4 bulan, dan kotak ini masih terisi ½. Sedikit berbeda dengan beberapa bulan silam tentang kisah celengan transparan, biasanya 2-3 bulan gw sanggup mengumpulkan koin dalam sebuah celengan transparan sampai penuh (niat banget yaaaa). Tapi berbeda dengan celengan transparan kali ini, ada yang aneh kenapa hampir jalan 4 bulan celengan transparan ini masih belum penuh juga. Tamparannya adalah gw mulai males untuk ngisi celengan transparan ini, bingung juga kenapa akhir-akhir ini jarang “memaksa” memasukkan 1-2 koin setiap hari.

Intinya gw nulis begini adalah, seharusnya gw malu dengan hal-hal kecil yang baik (menurut gw) tentang apa saja yang gw jaga, tetapi akhir-akhir ini mulai gw tinggalin. Berarti mulai bulan ini, gw harus “maksa” lagi buat menuangkan 1-2 koin setiap harinya. Bukan bermaksud apa-apa, hanya ingin menjaga sesuatu yang baik harusnya tetap dipertahankan agar menjadi tetap baik bahkan lebih baik (betul gak sihh). Toh ketika koin itu udah penuh, gw juga yang menikmati hasilnya. *sikap*

..bersambung..

04.48 1 April 2012, kamar kos lantai tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun