Dear Nona, kenapa hidupmu selalu kau habiskan untuk mengurusi hidup orang lain? Kalau saja untuk mengurusi urusan yang membantu hidup orang lain aku pasti tidak perlu berkomentar. Tapi ini? Kamu hanya ingin mengurusi keburukan orang lain.
Nona, maaf aku memang bukan teman yang baik, aku tidak bisa bicara langsung untuk menegur tingkah lakumu yang tidak sesuai dimataku. Perbedaan usia kita dan status sosialmu yang lebih tinggi dariku membuatku minder untuk berkata jujur.
Aku tidak bisa menerima kebiasaanmu yang suka bergunjing tentang kehidupan orang lain.
Nona sayang, tidak ada kehidupan yang sempurna di dunia ini, aku tau itu, jadi tidak perlu mempermasalahkan kebahagiaan orang lain dan iri dengan kebahagiaan mereka.
Aku ingat, satu kali kamu protes ketika di salah satu media sosial teman kita memajang fotonya, dan kamu berkomentar kalau dia orang yang narsis, senyumnya palsu dan dia selalu suka menggoda laki-laki lain. Darimana kamu tau Nona, kita memang berteman dengannya, tapi hanya sekedar teman. Pernahkah kamu melihat teman kita itu menggoda laki-laki lain? Pernahkan kamu lihat kelakuannya yang aneh-aneh?
Dia memang perempuan yang suka difoto, aku tau itu, menurutku dia juga cukup cantik dan wajar jika dia suka memajang fotonya. Itukan bukan hal yang mengganggu. Kalau kamu tidak suka, jangan berteman dengannya di media itu, jadi kamu tidak perlu repot mengomentarinya. Lagipula lihatlah akun kamu sendiri, ada berapa ratus foto narsis kamu disana?
Belum lagi komentar kamu tentang teman kita yang suka memajang foto buah hatinya. Apa yang salah? Itu bentuk kebanggaan beliau terhadap anaknya. Andai suatu hari kamu juga mempunyai anak, aku yakin kamu juga akan melakukan hal yang sama.
Belum lagi keluhan kamu tentang rekan kerja kamu yang doyan makan, apa salahnya? Diakan ga minta makan dari kamu. Dia beli makanan dari uangnya sendiri. Trus, kenapa kamu yang sewot?
Dimanapun kamu berada, kamu selalu membicarakan keburukan mereka. kamu selalu bilang kalau semua orang iri padamu, iri dengan kecantikanmu, keseksianmu, kepintaranmu, iri dengan kehidupan kamu yang sempurna. Tapi tidakkah kamu sadar Non? Kalau sebenarnya kamu yang iri dengan mereka, kamu tidak bisa mensyukuri hidup kamu yang sempurna sehingga kamu merasa tidak bahagia, sedangkan orang lain bisa bahagia dengan rasa syukurnya mereka atas kehidupan mereka.
Kamu tidak lelah Nona? Terus membicarakan keburukan orang lain? Tidak lelah ketika kamu sadar semakin kamu membicarakan orang-orang yang menurut kamu buruk, kamu justru terlihat makin buruk.
Aku masih sayang kamu Nona dan masih ingin menjadi sahabatmu, tapi aku lelah jika kamu tidak berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H