Aku menyebutnya Mentari, bagiku dia adalah sosok kakak yang bisa memberi penerangan saat aku sedang dalam gelapnya masalah. Aku selalu menghubunginya kapanpun aku membutuhkan bantuan dan dia selalu ada untuk mendengar keluh kesahku.
Mentari tak pernah bosan menerima telepon dariku, bahkan dipukul tiga pagi. Dia selalu menyediakan telinganya untuk mendengarku terisak-isak karena kangen pulang ke rumah. Mentari juga selalu setia membawaku jalan-jalan kemanapun kalau aku sedang mudik.
Mentari tak hanya sosok kakak, dia juga bisa berperan sebagai sahabat dalam kehidupanku.
Keinginanku menulis juga kuwarisi dari Mentari yang juga dulu suka menulis. Yah, dulu. Aku selalu melihat coretan-coretannya diatas kertas pelajaran sekolah. Berkali-kali kudesak ia untuk mengirimkan tulisan-tulisannya ke majalah remaja saat itu, dia bergeming. Ketidakpercayaan dirinya membuat tulisan-tulisan (yang kunilai bagus) hilang entah kemana. Tulisannya diatas Diary, buku catatan sekolah, kertas-kertas pembungkus kotak rokok, semua sekarang tak bersisa.
Seiring berjalannya waktu, berpuluh tahun kemudian mentari melupakan kemampuan menulisnya. Lagipula dia sudah tidak suka lagi membeli diary yang katanya kekanakan. Kegaptekan membuat ia ketinggalan teknologi kalau dijaman sekarang media menulis itu tidak melulu diatas kertas.
Satu hari aku mengenal dunia blog, sempat kubuatkan dia blog dan mendorongnya untuk menulis lagi. Sayangnya dia menolak, dia bilang kalau saat ini dia sudah tidak bisa menulis. Lagipula, dia juga tidak terlalu mahir untuk berkomputer ria.
Beberapa bulan yang lalu, akhirnya mentari memilik Blackberry. Tak putus asa, aku mendorongnya untuk kembali menulis. Kali ini kutawarkan untuk membuka akun dikompasiana. “Pokoknya nggak ribet deh cara postingnya” kataku saat itu.
Lagi-lagi Mentari bilang tidak bisa posting, aku menawarkan solusi kepadanya. Aku meminta ia menulis apapun yang dia ingin tulis dari kegiatannya setiap hari. Dia bisa menulisnya di Blackberry nya dan kalau sudah selesai dia bisa mengirimkannya melalui BBM kepadaku, dan aku akan bantu untuk posting dikompasiana.
Syukurlah sedikit demi sedikit Mentari mulai aktif menulis. Hari ini dia posting tujuh tulisan. Memang sih ketujuh tulisannya itu tidak ditulis dalam satu hari, beberapa hari ini layanan Blackberry mentari memang tidak diaktifkan, jadi dia baru bisa mengirimkan semua tulisannya kepadaku hari ini.
Ternyata mentari belum berubah, dia masih bisa tetap menulis bagus (menurutku), Semoga Mentari tetap mempertahankan kemauan menulisnya, sampai kapanpun.
ini akun mentari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H