Ku jumpa tabir itu
Lagi dan mungkin selalu
Kala masa ingin ku berhenti bernafas
Raga diantara hancur atau utuh berkawan pilu
Runyam hampir menginjak
Diatas bumi berpijak ku hampir terjebak
Ku rasakan tabir itu
Disela detik dan nafas yang kian memburu
Mencoba lepasÂ
Hilang atau lari
Lari dari tawa celaka
Celaka yang mungkin melenyapkan ku
Ku percaya tabir itu
Dalam urat nadi mengalir deras kasih yang menjagaku
Bagai gerak angin yang menerpa membawa sejuk legaÂ
Mengubah lara dalam deru bahagiaÂ
Tak terhitung harga tabir ituÂ
Tak kecuali pengabdianku yang berbentuk butir debu
Tabir penjagaku
Kuharap kau mendarah daging dalam langkahkuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H