Mohon tunggu...
Maha Dewanto
Maha Dewanto Mohon Tunggu... wiraswasta -

aller anfang ist schwer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pecandu Luka

15 Juni 2012   22:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti penista rakyat itu, aku dihukum seumur hidup untuk mencintaimu

Aku hanya bisa menerima semua keputusan pengadilan cinta itu tanpa pembelaan

Kubiarkan kesedihan ini memerdekakan dirinya dengan air mata

Dan kunikmati waktu demi waktu dipenjara kebahagiaanku ini,

Entah aku tak tau apakah ajal yang akan membebaskanku?

===========

Terkadang aku membayangkan kau berdiri dibelakang jeruji

Dan aku hanya bisa terdiam ketika tubuhmu dihantam kenyataan

Dalam mimpi pun aku hanya bisa menjadi pecandu luka

Semua pelukan & ciuman kupersiapkan untuk merayakan kepedihan

Kenyataan menampar keras membangunkanku dari mimpi

=========

Sayang...

Tak bisakah kita susun kembali kebahagiaan kita, meski harus terbuat dari masa lalu dan air mata?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun