Mohon tunggu...
Meika Pasondi
Meika Pasondi Mohon Tunggu... -

Anak Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bisakah?

8 Oktober 2014   21:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dini hari tadi KMP menang (lagi) dalam voting pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Zulkifli Hasan yang terpilih untuk periode 2014-2019 adalah kader dari Partai Amanat Nasional. Ada banyak hal yang snagat mengganggu ketenangan saya dan jutaan masyarakat Indonesia. Beberapa bulan lalu pernah ada pemberitaan mengenai Menteri Kehutanan yang tersangkut korupsi lahan di Bogor. Siapakah beliau? Zulkifli Hasan. Namun seperti biasa pemberitaan itu kabur begitu saja, tertutupi awan sensasional dari kalangan artis. Bukan hal yang luar biasa jika politisi di negeri ini tersangkut korupsi namun sepenuh tenaga pasti ditutupi. Mengapa? Pemerintah ingin menutup mata masyarakat yang terbuka lebar. Pemerinta ingin menutup telinga masyaeakat yang begitu tajam. Pemerintah ingin menanamkan kebodohan pada masyarakat yang ingin beraksi membela negeri.

Sebelumnya juga KMP memenangkan pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang kini diduduki oleh Setya Novanto, kader Partai Golongan Karya. Beberapa media pernah memberitakan bahwa sang ketua yang terpilih adalah tersangka korupsi yang belum ditindaklanjuti. Ada apa dengan negeri ini? Mereka yang terpilih atas nama rakyat justru berbanding terbalik dengan kenyataan. Mereka yang kini menduduki kursi DPR/MPR bukanlah wakil rakyat melainkan wakil partai. Musyawarah tidak lagi dipilih menjadi langkah terbaik, namun voting dipilih menjadi paling bijak.

Lantas, apa gunanya rakyat? Bukankan DPR adalah seharusnya pilihan rakyat karena merekalah yang mewakili apa yang sangat dibutuhkan rakyat. Dendam dan egosentris seorang Prabowo telah menutup jalan musyawarah. Semangat yang berapi-api untuk menjadi penguasa di parlemen. Apa yang menjadi tujuannya? Menggulingkan pemerintah yang akan datang? menjegal segala program untuk revolusi mental? atau berusaha melindungi diri dan kawan yang sama-sama akan terjerat hukum? Adakah hal baik yang direncanakan untuk membangun negeri menjadi lebih baik?

Lantas, selanjutnya apa yang akan dilakukan? menutup akses internet untuk rakyat bersosialisasi? Nampaknya ketakutan masyarakat sangat beralasan. KMP dinilai sangat haus kekuasaan, karena mayoritas diisi oleh oknum yang rata-rata terlibat kasus hukum. SDA, ARB, HR, ketiga nama tersbeut adalah beberapa dari mereka. Apaa yang bisa kita harapkan dari orang-orang kebal hukum tersebut? Kami tidak ingin kembali pada masa lalu. Itu hanyalah tinggal sejarah. Bisakah kita hidup untuk sekarang dan masa depan? Bisakah mereka yang terpilih mengemban amanat rakyat keseluruhan? Bisakah mereka dipercaya untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik? Bisakah mereka membantu pemerintah yang akan datang? Semua tergantung apa yang diperbuat sekarang. Saya selalu mengingat akan hukum tabur tuai. Semoga waktu memberikan kejutan yang lebih baik.

Apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tanam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun