Mohon tunggu...
Bugy Johani
Bugy Johani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD

Editor video | Mahasiswa Ilkom UAD

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Siapa Itu Generasi Z

9 Juli 2021   21:47 Diperbarui: 9 Juli 2021   21:56 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Asalamualikum warohmatullahi wabarakatu disini saya Bugy johani mahasiswa univeritas ahmad dahlan Yogyakarta fakultas sastra budaya dan komunikasi kali ini saya akan menulis materi tentang pengalaman saya mengelola dan mengevaluasi konten yang telah saya buat menurut sudut pandang saya pribadi  

Generasi Z atau Generasi Z atau iGen atau Centennial, mengacu pada Milenial atau Generasi Y yang lahir antara tahun 1996 dan 2010. Generasi Z dibesarkan oleh Internet dan media sosial dan berpengalaman Pendidikan tinggi universitas, beberapa orang telah menyelesaikannya Dan memasuki pasar tenaga kerja pada tahun 2020. Generasi Z dan Teknologi, Internet, dan media sosial, yang terkadang membawa mereka ke Distereotipkan sebagai pecandu teknologi, anti-sosialis, atau pejuang Keadilan Sosial (Business Insider, 2019). Konteks dihasilkan Generasi super-kognitif yang suka mengoleksi banyak hal Lihat sumber informasi dan integrasikan pengalaman virtual dan Offline (Francis & Hoefel, 2018).  

Dunia start-up populer karena tampilan yang sukses Ini mempesona. Ini juga akan mempengaruhi Gen Z. Banyak Gen Z Memiliki preferensi untuk memulai bisnis atau melakukan sesuatu sendiri Pekerjaan kontrak (Powers, 2018). Gen Z mempertimbangkan pilihan mereka Dalam hal jalur karir yang andal, sekaligus menghindari jebakan utang. Bersenjata Semangat wirausaha kaum milenial, namun dengan sedikit kehati-hatian dan kejelian, Gen Z akan membuka jalan menuju kesuksesan Melanggar aturan orang lain. Sekitar 41% berencana untuk memulai Pengusaha dan 45% percaya mereka dapat menemukan beberapa Mengubah dunia (Pusat Sekolah Online, 2019). Generasi Z Pekerjaan lebih menekankan hubungan sosial daripada keseimbangan kerja Memiliki kehidupan sehari-hari yang baik dan pengalaman kesejahteraan yang luar biasa (Wallace, 2019).

Profesi content creator menjadi sebuah profesi yang diminati Generasi Z karena mampu  menampilkan diri mereka apa adanya, sekaligus menjadi sebuah role model bagi anak muda lainnya. Salah satunya adalah selebgram atau selebriti Instagram. Selebgram berasal dari berbagai macam latar belakang, baik itu pencinta fotografi, pehobi travelling, pencinta kopi, penggila make up, pencinta binatang, atau sekadar penyuka humor. Rata-rata setiap selebgram memiliki ribuan hingga jutaan followers. Sesuai namanya, selebgram menggunakan media sosial Instagram dalam menampilkan personal branding yang mereka miliki. Menurut Nurman Luthfie, praktisi digital marketing, kehadiran bisnis  selebgram ini muncul dari riset bahwa rekomendasi dari orang yang dikenal atau orang lain lewat media sosial bisa lebih berpengaruh dari iklan. Selebgram dianggap berpengaruh ketika gaya hidup, keseharian,  hobi, cara berpikir, dan keseharian mereka diikuti oleh followers mereka di media sosial. Keuntungan selebgram adalah mereka bisa memberikan hasil yang lebih terukur secara real time, yakni lewat jumlah like, regram, dan repost dari para followers mereka. Tak hanya itu, dari sudut pandang pemasaran, selebgram lebih bersifat personal dan dekat dengan kehidupan followers mereka sehari-hari, sehingga produk yang diendorse mencerminkan kepribadian dan karakter dari selebgram itu sendiri. Tak heran jika personal branding dari selebgram akan sangat berpengaruh pada permintaan dan tarif dari selebgram itu sendiri. CEO Sociabuzz, Rade Tampubolon mengungkapkan, salah satu kriteria seseorang dikatakan selebgram adalah memiliki lebih dari 20.000 followers. Seorang selebgram bisa meraup Rp 20.000,00 hingga Rp 75.000.000,00 sekali posting bergantung pada jumlah followers dan ketenaran selebgram terkait. Berikut ditampilkan analisis selebgram dengan latar belakang yang berbeda dan bagaimana cara mereka untuk menjadikan profesi content creator ini sebagai sumber penghasilan. Seorang content creator mampu memberikan pengaruh yang positif ketika mempunyai personal branding yang positif pula. Selebgram Nabila Gardena mengatakan bahwa konsistensi antara kepribadian  dan gaya hidup selebgram secara tidak langsung akan mencerminkan personal branding yang diterima  oleh target pasar, maka dari itu menjadi diri sendiri adalah kunci dari karier seorang selebgram. Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan tentang materi mengelola dan mengevaluasi konten menurut sudut pandang saya pribadi sekiranya tulisan saya kurang jelas mohon dimafkan sekian dan terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun