Sudah hampir tiga tahun pendemi covid melanda, dan hampir tiga tahun juga dunia pendidikan di Indonesia menambahkan alternatif baru untuk proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang awalnya hanya dilakukan di sekolah, dengan pendemi covid 19 maka pemerintah memutuskan untuk membuat alternatif proses pembelajaran di rumah atau dikenal dengan belajar dari rumah (BDR).
Dengan adanya proses pembelajaran dari rumah maka mau tidak mau pelaku pendidikan baik itu pendidik atau guru maupun siswa harus siap menyesuaikan proses tersebut, karena antara proses pembelajaran di sekolah dan pembelajaran dari rumah secara penggunaan media dalam proses pembelajaranya pasti berbeda.
Sebelum pandemi covid 19 proses pembelajaran di sekolah yang bersifat tatap muka secara langsung antara guru dan peserta didiknya secara umum untuk komunikasi dan juga dalam kegiatan pembelajarannya baik itu proses mengajar dan proses penilaian siswa dilakukan dengan media pembelajaran yang bersifat luring atau offline, sedangkan untuk proses tersebut tidak bisa dilakukan dalam pelaksanaan proses belajar dari rumah (BDR).
Proses pembelajaran dengan metode belajar dari rumah (BDR) tidak bisa dihindari dalam penggunaan teknologi internet dalam kegiatan pembelajaran guru dan peserta didiknya. Saat proses pembelajaran belajar dari rumah (BDR) dalam melakukan komunikasi, proses mengajar dan proses evaluasi dilakukan menggunakan media teknologi internet.
Saat pembelajaran tatap muka di sekolah komunikasi antara guru dan siswa, juga kegiatan mengajar guru bisa dilakukan langsung tanpa perantara aplikasi atau alat komunikasi yang berbasis teknologi internet, guru bisa menjelaskan secara langsung dengan tatap muka materi pelajaran yang diajarkan dan siswa juga bisa secara langsung bertanya dengan gurunya ataupun sebaliknya. Akan tetapi dalam pembelajaran BDR (belajar dari rumah) untuk komunikasi ataupun kegiatan mengajar guru harus dilakukan dengan perantara teknologi internet seperti whatsapp, telegram, zoom, google meet, google classroom, youtube ataupun aplikasi lainnya yang sejenis.
Begitupun dengan proses penilaian, saat pembelajaran tatap muka di sekolah guru bisa membagikan LKPD ataupun lembar tes formatif kepada peserta didiknya menggunakan print out. Sedangkan saat pembelajaran BDR (belajar dari rumah) proses penilaian siswa pun dilakukan menggunakan media teknologi berbasis internet seperti google form, quizizz, kahoot dan aplikasi lainnya yang sejenis.
Selama pandemi covid 19 dikarenakan metode pembelajarannya bersifat jarak jauh dan daring maka dalam melaksanaakan proses belajar mengajar guru ataupun pendidik mau tidak mau diharuskan untuk menggunakan teknologi internet beserta aplikasi yang mendukung proses pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana sesuai yang diharapkan. Hal itu menuntut para guru atau pendidik untuk meningkatkan kompetensinya dalam hal pengetahuan, penguasaan dan pengaplikasian teknologi berbasis internet dalam pembelajaran.
Dikarenakan penggunaan teknologi berbasis internet dalam proses pembelajaran selama pendemi covid 19 oleh para guru dalam proses pembelajaran maka secara pasti kompetensi guru dalam bidang penguasaan teknologi berbasis internet akan meningkat. Selain itu juga indikasi peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan teknologi berbasis internet selama pandemi covid 19 bisa kita lihat dari banyaknya channel youtube yang dibuat oleh para guru, banyaknya aplikasi pembelajaran online yang sudah digunakan oleh para guru, banyaknya guru yang mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran daring.
