Kakak saya, seorang ibu rumah tangga, pada tanggal 20 Januari 2015 berangkat dari Jakarta ke Mamuju, Sulawesi Barat, seorang diri untuk menyusul suaminya yang berada di sana.
Dari Jakarta, kakak saya itu naik pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 604. Rute penerbangan yang dilaluinya, seperti tertera pada tiket (bukti foto terlampir): dari Jakarta (CGK) pk. 5.00 wib pagi - tiba di Makassar (UPG) 8.30 wita untuk transit selama 3 jam dan melanjutkan lagi penerbangan (connecting flight) pk. 11.50 wita dan direncanakan tiba di Mamuju (MJU) pk. 12.45 wita di hari yang sama, dengan kode pesawat GA 7822
[caption id="attachment_348035" align="aligncenter" width="300" caption="Tikekt Garuda"][/caption]
Tiba di Makassar, dan disinilah mulai muncul permasalahannya, sekitar pk. 08.55 wita, ia menerima sms dari Garuda - saat ia sedang duduk-duduk menunggu boarding pk. 11.50 wita - isinya adalah bahwa terjadi perubahan jam penerbangan dari UPG ke MJU, dari jam 11.50 wita (seperti yang tertera pada tiket) menjadi pk. 16.35 wita. Kakak saya kemudian melihat boarding pass yang sudah ia terima, ternyata, tanpa ia sadari dan tanpa diberitahu oleh petugas Garuda saat ia diberikan boarding pass itu, jam yang tertera di boarding pass SUDAH TIDAK SESUAI dengan jam keberangkatan di tiket yang ia pegang TANPA ALASAN JELAS DAN TANPA ADA PEMBERITAHUAN APAPUN SEBELUMNYA, SEBELUM IA BERANGKAT (foto terlampir).
[caption id="attachment_348036" align="aligncenter" width="300" caption="Boarding Pass UPG-MJU yg tidak sesuai dengan tiket"]
Dengan panik, ia menuju ke counter Garuda. Disana petugas Garuda meng-iya-kan perubahan tersebut dan tanpa perasaan bersalah, kakak saya diberitahu akan disediakan makan siang sebagai kompensasi keterlambatan. Kakak saya keberatan, makan siang di ruang tunggu sangat tidak nyaman untuk masa tunggu dari pk. 08.30 - 16.35 wita - sekitar TUJUH JAM, hanya diberi makan siang saja di ruang tunggu. Setelah BERADU ARGUMENTASI, akhirnya kakak saya itu diperbolehkan menunggu di Lounge Garuda.
Tapi saat memasuki Lounge Garuda, ada keganjilan yang dialami oleh kakak saya itu, di situ, petugas Lounge garuda, ketika mengetahui kakak saya menunggu Garuda untuk keberangkatan pk.16.35 wita dengan tujuan Mamuju, petugas tersebut mengatakan bahwa sepengetahuan dia, tidak ada penerbangan garuda tujuan mamuju pada jam tersebut. Tapi kakak saya menjawab bahwa itu tidak mungkin karena ia sudah memegang boarding pass untuk keberangkatan pada jam tersebut.
Rupanya si mbak petugas Garuda di Lounge Garuda itu benar. Sekitar pk. 15 wita, datang petugas Garuda menemui kakak saya dan memintanya menuju counter Garuda. Di counter, kakak saya itu diinformasikan bahwa tidak ada penerbangan garuda untuk penerbangan pk. 16.35 wita. "Pesawat tidak ada bu." Begitu katanya.
Kakak saya kemudian ditawari pilihan, akan dialihkan dengan menggunakan penerbangan Lion sore itu, atau tetap diberangkatkan dengan Garuda tapi untuk keesokan harinya (21/1/2015) - konsekuensinya, ia akan diinapkan satu malam di Makassar.
Bingung yang tiada terkira menerpa kakak saya itu, maklum, seorang ibu dan ia bepergian sendiri saat itu untuk suatu perjalanan jauh dan mengharapkan dapat mendapatkan penerbangan yang nyaman dengan menggunakan Garuda. Tapi rupanya keinginan nyaman terbang bersama Garuda tidak terwujud. Ditengah kebingungannya itu, akhirnya ia memilih untuk diinapkan saja di Makassar. Pertimbangannya, jika ia memilih Lion dan kemudian ada keterlambatan ataupun tidak jadi diberangkatkan seperti pengalamannya hari itu dengan Garuda, siapa yang akan bertanggung jawab? Kecuali yang ditawarkan oleh Garuda adalah penerbangan Garuda di jam yang berbeda (di hari yang sama).
Berantakanlah acaranya hari itu karena Garuda. Acara sore hari di Mamuju yang harus ia hadiri gagal sudah. Ia memilih penerbangan pagi Garuda dengan harapan mengejar waktu untuk hadir di acara tersebut dan memperoleh penerbangan yang nyaman.