Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Itu Harus Dipraktikkan, Bukan Teori Semata

23 November 2023   14:06 Diperbarui: 23 November 2023   14:17 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spot toleransi di bagian belakang Masjid Istiqlal, dimana Istiqlal dan Katedral terlihat seperti berdampingan (sumber: koleksi pribadi)

                                                                    Mengunjungi GPIB Immanuel Jakarta

Di GPIB Immanuel lain lagi kisahnya. Tiba di sana, ternyata di dalam Gereja sedang ada tim paduan suara berlatih untuk persiapan pentas dalam rangka memperingati Hari Natal. Alhamdullillah tidak lama kemudian, ternyata mereka break latihan, jadi kami diizinkan untuk masuk ke dalam Gereja dan kemudian berbincang-bincang dengan salah seorang pengurus paduan suara yang bernama 'The Voice of Soul Choir'. Jadi makin seru nih bincang-bincang dengan mereka. Ternyata kemudian mereka berinisiatif untuk mempraktikkan apa yang sudah dilatihnya. Nggak tanggung-tanggung, mereka kemudian menyanyikan dua buah lagu. Luar biasa, suara mereka yang indah, ditambah bentuk dan struktur bangunan Gereja, dapat memantulkan suara, membuat suara mereka menjadi sangat kuat dan sangat indah. Membuat kami yang menyaksikannya menjadi sangat terpesona. Thanks for 'the show' and your hospitality yaaaaa.

                                                        Indah dan merdunya lagu yang dimainkan oleh tim Voice of Soul Choir

Ketiga, kegiatan seperti ini seharusnya dapat dicontoh, dan bahkan dipersering. Salut untuk tim Wisata Kreatif Jakarta - mbak Ira dan temans yang membuat kegiatan-kegiatan toleransi seperti ini. Mengunjungi rumah-rumah ibadah yang berbeda keyakinan dengan kita seharusnya dapat masuk menjadi kurikulum sekolah, mulai dari Sekolah Dasar. Sehingga dapat terjalin dialog-dialog antar umat beragama secara ringan tetapi sangat bermanfaat. Supaya tidak mudah timbul kecurigaan diantara yang berbeda karena minimnya pengetahuan antar beda iman ini.

Saat diminta memberikan feedback di akhir Wisata Bhinneka ini, saya menyampaikan bahwa sangat mengapresiasi kegiatan Wisata religi Bhinneka yang sarat nilai toleransi ini, karena memberikan kepada kita semua setidaknya tiga tipe literasi, yaitu: literasi edukasi, literasi toleransi beragama dan literasi rumah-rumah ibadah.

Berbeda itu nyata, yang harus dipertemukan adalah persamaannya, bukan perbedaannya. Lagipula, untuk meningkatkan rasa ataupun nilai toleransi memang harus dipraktikkan, bukan hanya teori semata.

Selamat Hari Toleransi Internasional

Catatan:

- beberapa foto dalam video YouTube terlampir sumbernya adalah peserta Wisata Bhinneka Group Wisata Kreatif Jakarta 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun