Pada suatu hari, di hutan belantara, ada sekelompok monyet yang hidup bahagia. Tapi tiba-tiba, mereka mendengar kabar tentang bulan puasa dari teman mereka, si kijang. Mereka penasaran dan ingin mencoba berpuasa juga.
Monyet-monyet itu sepakat untuk berpuasa selama sebulan penuh, mulai dari pagi hingga maghrib. Mereka mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, mengatur strategi dan membuat peraturan agar puasa mereka berjalan dengan lancar.
Hari pertama puasa tiba, dan mereka sangat semangat. Mereka meninggalkan makanan kesukaan mereka, seperti pisang, kacang, dan daun-daunan. Mereka duduk berdiam diri di bawah pohon, menahan lapar dan dahaga. Tapi tidak lama kemudian, satu monyet yang sangat kelaparan tidak bisa menahan diri lagi.
"Makanan apa yang kamu punya di sana?" tanya monyet itu kepada temannya yang duduk di sebelahnya.
"Kamu tahu kan kita sedang puasa, jadi kita tidak boleh makan," jawab monyet yang diajak bicara.
"Ah, tapi aku sangat lapar! Cuma satu pisang kecil saja, boleh kan?" pintanya dengan muka memelas.
"Baiklah, hanya satu pisang kecil saja, tapi jangan bilang-bilang ya," setuju temannya akhirnya.
Monyet itu makan pisang dengan rakusnya, dan sekali gigit langsung habis. Tapi entah bagaimana, kabar makanan cepat menyebar, dan satu per satu, monyet-monyet lain yang berpuasa juga mulai ngiler dan ikutan makan.
Hari kedua puasa, ada satu monyet yang sudah sangat lemas karena lapar dan haus. Dia tidak tahan lagi dan mencari cara untuk makan tanpa diketahui teman-temannya. Dia berpura-pura sakit, berjalan tertatih-tatih, dan akhirnya jatuh terkapar di tanah.
Monyet yang lemah itu langsung dikelilingi teman-temannya yang khawatir. Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi, dan monyet yang pura-pura sakit itu menjawab, "Aku lapar sekali, aku butuh makanan segera, atau aku bisa mati nanti!"