Bicara Borobudur, melulu akan bicara tentang kecantikan, toleransi, budaya adiluhung, mistis, misteri dan lain sebagainya sebagai wujud dari istilah Wonderful Indonesia yang belum lama ini dinobatkan sebagai 'Best Creative Destination' mengalahkan 76 nominasi. Hebat nggak tuh? Demikianlah ketenaran Borobudur merupakan bagian dari ke-wonderful-an Indonesia pula.
Borobudur di masa kini belum pernah saya kunjungi. Saya datangi Borobudur sudah puluhan tahun lampau. Terakhir hanya lewat saja, nggak sempat mampir. Tetapi berita tentangnya banyak yang saya dengar dan ikuti, termasuk tentang geliat masyarakat sekitar candi Borobudur, upaya untuk melahirkan lagi kesenian (seni tari dan seni musik) yang tertuang dalam kisah-kisah yang terdapat pada relief Candi Borobudur.
Candi Borobudur, di zaman kiwari ini akan di'muncul'kan kembali menjadi pusat tujuan wisata. Yaitu sebagai pusat peribadatan umat Buddha Dunia, seperti dicanangkan oleh Menteri Agama pada bulan Januari 2021 lalu. Sementara Gubernur Jawa Tengah melihat perlunya meningkatkan daya inovasi masyarakat sekitar Candi Borobudur. Untuk itulah geliat inovasi di tingkatkan agar tercipta program-program yang kreatif dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ternyata baru terungkap ke permukaan oleh gerakan SOB ini bahwa di dalam relief Candi Borobudur tergambar 226 alat jenis musik Aerophone (tiup), Cordophone (petik), Idiophone (pukul), dan Membranophone (ber-membran) serta 45 relief alat musik Ansambel di dinding candi. Luar biasa sekali ya temuan ini.
Melihat temuan gambar-gambar alat musik di relief Candi Borobudur, oleh Gerakan SOB ini, diupayakan untuk dilakukan reaktualisasi. Artinya membentuk kembali alat-alat musik yang tadinya hanya berada di dalam relief candi, menjadi nyata kembali dan dapat dimainkan. Untuk itulah setelah di reaktualisasi dan di rekonstruksi, maka oleh SOB movement ini akan dimainkan dalam suatu orkestra besar bernama Sound of Borobudur Orchestra.
Kok repot sekali ya kelihatannya. Betul sekali, ini merupakan proyek pekerjaan besar. Tidak mudah mencoba me-reaktualisasi alat-alat musik tersebut, apalagi kemudian memainkannya, dengan melibatkan masyarakat sekitar Candi Borobudur, untuk dalam sebuah orkestra. Betul-betul cita-cita dan keinginan yang luhur. Karena tujuan besar dari SOB movement ini sebetulnya adalah agar supaya masyarakat dan bangsa Indonesia dan juga dunia menyadari bahwa bangsa Indonesia di zaman Borobudur tersebut telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan luhur. Orkestrasi ini akan menjadi Duta Budaya Indonesia untuk memperkenalkan SOB melalui kegiatan-kegiatannya tersebut. Wajar bila kemudian kegiatan yang sangat luar biasa ini dapat menjadikan Indonesia, dalam hal ini Borobudur sebagai Borobudur Pusat Musik Dunia.
Melihat hasil identifikasi anak-anak bangsa yang tergabung dalam SOB movement, terbayang kerja berat mereka untuk mewujudkan tujuan muia tersebut, agar lebih mengenali lagi bahwa kita ini merupakan bangsa tidak bisa dianggap enteng, karena kita merupakan bangsa yang sejak dahulu telah memiliki kebesaran peradaban masa lampau melalui budaya dan ilmu pengetahuan, seperti tergambar dengan jelas dalam relief-relief Candi Borobudur.
Selain itu, upaya-upaya reaktualisasi hingga melahirkan SOB Orchestra merupakan suatu perjuangan melalui media seni sebagai suatu produk budaya. Hal ini sangat penting dimana generasi milenial merupakan generasi yang setengah 'addicted' atau kecanduan dengan gadget, tetapi melalui SOB movement dan segala aktivitas-aktivitasnya, berusaha memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai warisan luhur bangsa indonesia. Tujuan besarnya adalah agar dapat membangun Manusia Indonesia yang sangat kuat dalam memiliki akar jati diri serta memiliki sifat baik, welas asih, tolong-menolong dan berbakti kepada negara. Disadari atau tidak, upaya-upaya ini merupakan modal sosial, modal utama dalam membangun NKRI menuju Indonesia Maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI