Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Sahurku Kopi dan Roti

1 Mei 2021   23:50 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:53 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (dok: suara.com)

Itu tradisi makan sahurku, dari dulu hingga sekarang, lebih banyak dengan menu inti yaitu kopi (yang diberi susu) dan roti. Menu sahur dengan nasi bisa dihitung dengan jari. Cukup simpel kan ya? Kopinya kopi susu, tapi susu yang dipakai bukan susu yang kental manis itu, melainkan susu UHT yang plain atau tanpa rasa.

Jadi kopi susunya tidak manis karena tidak ditambah gula. Bukan karena ada penyakit ya tidak mengkonsumsi gula, hanya menurut saya, kopi akan lebih nikmat kalau dikonsumsi tanpa gula. Termasuk kopi susu di situ. Anda termasuk yang minum kopi susu manis atau tidak manis? 

Kopi susu tanpa gula saja dengan roti sudah cukup untuk sahur? Menurut saya sih sudah cukup. Sampai sekarang, fine-fine saja hehehe. Kebiasaan juga mungkin ya, sehari-hari saya tidak sarapan. Jadi kalau mau pergi ke kantor misalnya, saya di rumah, pagi hari minum kopi susu saja cukup yang tanpa gula itu.

Nanti kalau di kantor, sekitar jam 11 baru deh menikmati sarapan atau snack yang dibawa dari rumah. Kalau perlu, sarapan itu jadi sekaligus makan siang. Lalu makan malamnya?

Nah kalau lagi ngantor atau wfo (working from office - bekerja di kantor), pulang kantor makan malamnya sebelum tiba waktu magrib. Jadi sebelum jam 18 sore, sudah makan malam. Kalau olah raga pagi di kantor misalnya itu tidak diawali dengan sarapan dulu. Sarapannya tetap agak siang begitu.

Jadi agak janggal kalau sahur makan yang terlalu 'berat'. Kopi susu dan roti cukup. Mungkin juga tradisi ini disebabkan karena sudah tidak biasa sarapan berat. Jadi, pengganti sarapan nasi, rotipun cukup. Kalau saat sahur di rumah, istri dan anak saya tetap mengkonsumsi nasi dan lauk-pauknya, sementara saya saja yang tidak.

Tapi kalau tidak ada roti? Bisa apa saja, ada biskuit atau kue-kue plus buah sudah cukup.  Rotinya roti apa? Apa saja. Biasanya kalau roti tawar, cukup satu setengah tangkep. Lapis pertama coklat crunchy, lapis kedua keju. Atau kalau tidak ada di kedua lapisannya diisi telur ceplok.

Lupa kapan memulai tradisi sahur dengan kopi susu dan roti ini. Seingatku sih setelah agak besar/dewasa deh. Tapi ini ternyata memudahkan saya saat bersekolah di luar negeri - saat keluarga belum nyusul ikut. Kebiasaan kopi susu dan sahur membuat ringkes menu sahur. Nggak perlu menu sahur yang macam-macam.

Sssstttt, walau kata orang, minum kopi saat sahur itu tidak baik, karena mengandung asupan kafein. Katanya minum kopi di waktu sahur dapat membuat tubuh kita cepat kehilangan air (sifat kafein yang mempengaruhi sistem diuretik -- mudah buang air kecil), orang jadi mudah haus di siang hari. Tapi alhamdulillah so far so good.

Cuma herannya, dengan menu sahur seperti itu, badan saya tetap saja susah kurusnya. Kalau kata istri saya sih, iya tradisi sahurnya ringkes, cukup kopi susu dan roti, tapi buka puasanya bales dendam tuh hehehe....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun