[cerita-cerita ringan yang muncul saat olah raga jalan kaki pagi berjamaah di lingkungan kantor: Badan Litbang & Inovasi, jl. Gunung Batu no 5, Bogor]
Olah raga jalan pagi kali ini (14/Jan/2020), KPK-ers (KPK -- Kelompok Pejalan Kaki) yang on hanya dua orang, yaitu pak Chairil Siregar (CAS) & saya sendiri. Tapi, semangat jalan pagi harus lanjut teruuussss dong. Mosok sih cuma karena KPK-ers yg muncul untuk jalan pagi, olah raga jalan kaki (OJK)-nya jadi batal. Yegak?
Tapi, to be honest, yang paling konsisten untuk OJK sehari-harinya itu ya pak CAS. Beliau mah, biar sendiri juga dijabanin OJK. Nggak kaya saya, kalau sendiri, mungkin jalan di tempat saja lah .
Cerita-cerita yang ringan yang muncuk pagi ini diantaranya berkutat pada (ternyata) pentingnya kita menjaga 'garis edar'. Seperti yang termaktub dalam kitab suci Alquran.
Maksudnya, ikutilah aturan dan petunjuk yang ada dan berlaku, agar keteraturan itu terjadi. Jika tidak, cenderung bakalan menuju pada ketidakteraturan, yang dapat menimbulkan kekacauan ataupun gesekan.
Awal mula topik di atas itu saat melihat dua buah mobil di jalan di sekitar kantor (mobil yang satu mau masuk dan mobil yang satu menuju ke luar) hampir bertumbukan di lorong di dekat kantin, gara-gara mobil yang satu tidak pada garis edar, karena mengambil jalur mobil yg berlawanan arah, hampir saja kecelakaan terjadi, untung kecepatan masing2 rendah.
Refleksi dari kejadian di atas, once nggak mengikuti garis edar (baca: mengikuti aturan & peraturan yang berlaku, kesepakatan, komitmen, perundang-undangan dlsb), siap-siaplah untuk (potensi) ketidak-teraturan, kekacauan dan lain sebagainya.
Bahkan kadang, yang mengikuti 'garis edar' bakal menjadi pihak yang lebih dirugikan dibandingkan pihak yang melanggar garis edar tersebut.
Kalau yang melanggar saja yang rugi sih nggak apa-apa, tapi kalau orang lain?
#catatanintrospeksi #stayhealthy
Bogor, 15 Jan 2020