Memberi sedekah itu mulia, apalagi diperintahkan langsung oleh Allah SWT dan dimuat banyak perintah serta penjelasannya dalam Alquran. Belom lagi yang dicontohkan oleh Rasulullah melalui hadits-haditsnya.
Seperti yang Allah sampaikan dalam firmanNya di surat Alhadid ayat 18, yang berbunyi:
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.
Dari sebuah ayat di atas saja, kaum muslim, bila tersentuh hatinya, dan disesuaikan dengan kemampuannya - bila seseorang ada kelebihannya, akan berbondong-bondong untuk mengeluarkan sedekahnya, karena, siapa sih yang tidak mau kalau sudah dijanjikan oleh Allah SWT kelak akan mendapatkan balasan dariNya yang berlipat-lipat ganda.
Karena sejatinya, berdasarkan ayat tersebut, sifat sedekah di mata Allah adalah 'pinjaman' - kita seolah-olah meminjamkan kepada Allah dan Allah nanti akan mengembalikannya dengan kemurahanNya, berlipat ganda.
Itu dari sisi pemberi sedekah, dari sisi positif.
Di sisi lain, dari penerima sedekah, sedekah memang dibutuhkan oleh mereka sebagai tambahan kelangsungan hidupnya. Dari sisi perintah pemberian sedekah, sedekah sebenarnya dapat diberikan kepada siapa saja, dalam bentuk apa saja, kapan saja dan dimana saja - tidak ada ketentuan khusus seperti pemberian zakat. Namun yang dianjurkan oleh Allah SWT adalah memberikan sedekah kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu. Setelah orang-orang terdekat, sedekah kemudian dapat dibagikan kepada orang lain yang cakupannya lebih luas. Yang dimaksud dengan cakupannya lebih luas adalah misalnya masyarakat luas dan bahkan kepada mereka yang membantu menyalurkan sedekah tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim, Rasulullah bersabda,"jika salah seorang diantaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu."
Di sisi lain, si penerima sedekah, ternyata sebetulnya tidak dalam kategori penerima sedekah. Seperti misalnya yang baru-baru ini viral, yaitu tentang pengemis yang bermobil (link beritanya dapat dilihat di sini: http://www.tribunnews.com/regional/2019/03/19/sosok-pengemis-bermobil-di-bogor-viral-dilepas-satpol-pp-hingga-bikin-iba-pengendara-yang-lihat).
Sosok ini mewakili mereka yang menyalahgunakan kemurahan hati si pemberi sedekah. Karena sedekah sejatinya adalah bukan untuk memperkaya si penerima sedekah, melainkan untuk dapat bertahan hidup dan melanjutkan hidupnya.