Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Zaman Sekarang Peneliti Perlu "Menjual Diri"

15 Februari 2018   12:22 Diperbarui: 15 Februari 2018   13:07 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjual diri? Ya, menjual diri dalam arti berubah, mengikuti era zaman yang juga berubah, dari zaman old ke zaman now.

Zaman now dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya serta bagaimana sebaiknya para fungsional peneliti melakukan antisipasi terhadapnya, menjadi paparan yang menarik dan menjadi penekanan oleh Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), terutama bagi para fungsional peneliti dan struktural Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar saat bertatap muka dalam acara pembinaan pada hari Senin, 12 Februari 2018 di ruang rapat kantor BP2LHK Makassar.

Kepala BLI, Dr. Ir. Agus Justianto, MSc., menekankan bahwa ia ingin BLI beserta jajarannya memiliki peran yang sangat penting atau signifikan dalam proses pengambilan kebijakan dalam lingkup KemenLHK termasuk pula berkontribusi positif dalam proses penyadaran publik terkait hasil-hasil litbang yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Hal tersebut dikemukakannya karena walaupun cukup terbilang baru berada di tengah-tengah keluarga besar BLI, tetapi telah melihat bahwa sebetulnya sudah sangat luar biasa sekali capaian-capaian (para peneliti) BLI ini. Hanya tinggal me-match-kannya dengan user.

Untuk itu perlu dilihat beberapa hal untuk mengukur seberapa jauh hasil-hasil atau capaian-capaian para peneliti itu bermanfaat. Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat digunakan untuk mengukurnya, antara lain:

- Apakah hasil-hasil penelitian-penelitian itu telah terinformasikan dengan baik kepada publik?

- Apakah hasil-hasil penelitian tersebut telah digunakan oleh publik?

- Apakah hasil-hasil penelitian tersebut telah digunakan dalam proses pengambilan keputusan?

Kalau kebanyakan jawabannya adalah belum, maka memang 'something wrong in it' dan tentunya perlu diambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi serta mengantisipasinya, agar betul-betul hasil-hasil penelitian itu terasa manfaatnya. Apalagi para peneliti itu sudah dapat dikategorikan dengan 'policy think-tank'nya sebuah institusi. Dimana mereka bekerja dengan bersandarkan dengan apa yang disebut dengan 'scientific dan evidence research-based' (semuanya didasarkan kepada bukti-bukti ilmiah dan nyata/terukur).

Untuk itu, dalam zaman yang cepat sekali berubah ini (zaman now), mengutip kata pakar perubahan Rhenald Kasali - zaman sekarang adalah sebuah era 'disruption' atau era kekacauan akibat sering dan cepat sekali terjadinya perubahan, para peneliti tidak perlu khawatir dengan terjadinya era disruption tersebut, bahkan harus disikapi dengan optimis dan menyesuaikan diri dengan hadirnya era tersebut.

Lebih lanjut disampaikannya bahwa penyesuaian yang diperlukan, sebagai suatu bentuk konsekuensi dari zaman now ini, memerlukan inisiatif dan komitmen yang cukup kuat, seperti misalnya dengan saran agar peneliti dapat berpikir dengan cara 'out of the box.' Peneliti perlu berubah, perlu 'bergerak sendiri' pula dengan cara mempromosikan diri, mempromosikan kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukannya dengan cara yang tepat dan sesuai tentunya. Intinya peneliti perlu - meminjam istilah marketing - 'menjual diri.'

Salah satunya adalah melalui jalur media-media sosial. Beragam media sosial yang dapat digunakan, antara lain Facebook, Twitter, Instagram, Blog bahkan Vlog (video blog) yang sudah dicontohkan oleh Presiden RI, pak Jokowi. Untuk vlog, Menteri LHK sendiri, bu Siti Nurbaya, telah meminta agar memperluas pembuatan vlog (bahkan kalau bisa vlog yang dibuat adalah vlog yang semenarik mungkin/viral) Tujuannya tidak lain adalah untuk mempercepat dan memperluas cakupan informasi ataupun capaian dari kegiatan-kegiatan (termasuk penelitian) di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada masyarakat luas serta kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi tersebut - agar lebih cepat terasa manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun