Kopdar dan FGD Kompasiana di kota Daeng, Makassar baru saja digelar kemarin (Sabtu, 15 September 2012) - bertempat di De Luna Resto Café & Karaoke. Saya termasuk yang diberi kesempatan oleh Kompasiana untuk hadir dalam acara tersebut - dari kuota 20 kompasianer yang tersedia. Mulanya, ketika membaca 'woro-woro' tentang kegiatan FGD Kompasiana, belum jelas apa yang hendak di FGD-kan - apa topiknya. Yang sudah sangat jelas hanya jumlah peserta FGD yang terbatas jumlahnya. Dalam acara FGD baru dijelaskan apa maksud dan tujuan dari dilaksanakannya FGD Kompasiana tersebut. Rupanya Kompasiana akan 'menelurkan' produk barunya yang berupa Kompasiana Regional Makassar (Kompasiana Makassar) - menyusul 'kakak-kakak'nya yang telah lebih dahulu lahir, yaitu Kompasiana (DKI) Jakarta dan Kompasiana Bandung. FGD ini dilaksanakan untuk mendiskusikan, menerima usulan, saran maupun masukan lainnya terkait dengan rencana dan format dari Kompasiana Makassar (selanjutnya saya singkat dengan KM) kelak, langsung dari kompasianer-kompasianer yang berdomisili di Makassar. Apa yang diperoleh dan dihasilkan dari kegiatan FGD tersebut nantinya akan dibawa ke admin Kompasiana dan diskusikan untuk persiapan KM tersebut. Wakil dari Kompasiana yang hadir adalah mas Nurulloh (yang cukup disapa dengan mas Nurul) dan mas Dicky. Diskusi berjalan cukup baik dan lancar dan dalam suasana yang sangat akrab dan kekeluargaan. Banyak masukan/saran, termasuk harapan-harapan untuk KM nanti. Saya pribadi, sangat menyambut baik ide rencana melaunching KM. Dalam benak saya, KM akan memiliki beberapa ciri khas dan dapat memberikan banyak manfaat, antara lain: - KM akan dapat lebih berperan membuka peluang kompasianer-kompasianer dari dalam dan luar makassar untuk menyampaikan banyak ragam hal - terutama yang ada kaitannya (maupun yang tidak berkaitan langsung) dengan makassar. Hal ini dapat berperan sebagai ciri khas representasi KM. Dimanapun kompasianer itu berada - sepanjang memiliki kesan, pengalaman, masukan maupun pandangan tentang Makassar (dan sekitarnya, dan segala aktivitasnya) dapat menyampaikannya dalam KM ini. Pembaca akan mendapat lebih banyak lagi suguhan informasi tentang (apapun mengenai yang terjadi di) Makassar. - Setelah KM, harapan saya, langkah selanjutnya adalah menerbitkan Freez (edisi) Makassar. Hal ini akan dapat menyediakan peluang yang lebih besar bagi kompasianer-kompasianer KM untuk muncul dalam edisi cetak Freez Makassar. Isi Freez Makassar berbeda dengan Freez skala nasional - karena memunculkan posting kompasianer dalam KM saja. Pun, Freez Makassar ini hanya dapat ditemui dalam harian Kompas yang diedarkan di wilayah Makassar/SulSel saja (jadi dalam harian Kompas tersebut, selain Freez nasional akan terdapat pula sisipan Freez Makassar. - Gambaran lain tentang KM adalah bahwa KM dapat memotivasi kompasianer-kompasianer disekitar Makassar (kabupaten-kabupaten lain dalam lingkup provinsi Sulawesi Selatan, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk kompasianer di provinsi-provinsi lain di Pulau Sulawesi) untuk lebih menggeluti dan mengembangkan dunia blogging melalui KM dan secara umum dunia kepenulisan (sesuai pula dengan prinsip Kompasiana yang tercetak dalam pinnya: 'ayo ngeblog'). - Dari dummy yang dibuat oleh mas Nurul dengan latar belakang warna merah - yang melambangkan warna berani dan memang adalah warnanya Makassar, harus berkorelasi positif dengan semangat mewujudkan serta memajukan KM ke depannya. - Informasi lain yang muncul dari FGD kemarin ini adalah bahwa kedepan akan dibentuk admin KM lokal - berasal dari kompasianer-kompasianer Makassar. Menurut saya ini adalah ide cerdas mengingat bahwa potensi pengembangan dunia per-blog-an masih terbuka lebar. Untuk itu, masih dari benak saya, saya membayangkan bahwa admin KM di tingkat lokal ini, jika sudah terbentuk nantinya, akan dapat melaksanakan blogshop KM secara berkesinambungan. Tidak perlu menunggu jadwal serta orang-orang dari Kompasiana pusat (walaupun perlu tetap berkoordinasi). Dengan ini, blogshop bisa diadakan secara lebih sering dan berkesinambungan, bahkan bisa diperluas lagi dengan mendatangi peminat, misalnya mengadakan blogshop di sekolah-sekolah dan sebagainya. Pengalaman saya melaksanakan kegiatan sejenis (silahkan lihat postingan saya tentang Pelatihan blogging di pesantren), memperlihatkan antusiasme yang tinggi terhadap dunia blogging serta menulis secara umum yang masih perlu digali lagi. Ah, sepertinya menjadi bersemangat sekali membicarakan pra kelahiran KM ini. Dan itu baru yang ada dalam benak saya, belum lagi masukan, saran serta harapan yang disampaikan oleh peserta-peserta FGD yang lainnya yang sangat banyak, berwarna dan berbobot itu. Dari FGD ini, walaupun tidak ada keharusan apa-apa yang disampaikan dalam FGD untuk diikuti oleh pihak Kompasiana pusat, tetapi setidak-tidaknya hasil FGD kemarin ini akan mempengaruhi wajah KM nantinya. Yah, Itulah yang dapat kompasianer-kompasianer Makassar berikan sebagai sumbangsihnya, untuk Kompasiana. From Makassar, for Kompasiana. Semoga bermanfaat. [caption id="attachment_199308" align="alignnone" width="300" caption="Penulis (kanan) berfoto bersama mas Nurul selepas FGD (dok. pribadi)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H