Mohon tunggu...
Budy Pamungkas
Budy Pamungkas Mohon Tunggu... Insinyur - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Sastra Lisan di Era Modern

10 April 2021   18:08 Diperbarui: 10 April 2021   18:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Masyarakat pada zaman dulu sering bercerita menggunakan sastra lisan untuk penyampaian pesan kehidupan atau hiburan. Sastra lisan digunakan pada masa itu karena belum ada media tulis, jikalau ada masih jarang. Sastra lisan juga dianggap lebih mudah untuk diceritakan kepada orang-orang karena langsung secara verbal, atau bisa juga dongeng untuk anak-anak.

Perkembangan sastra lisan dulu, sebelum tulisan sudah umum seperti sekarang ini, cukup maju dan berkembang. Banyak orang-orang yang membuat sastra seperti misalnya syair, pantun, dongeng, legenda, dan mitos. 

Kehidupan zaman itu menjadi sangat estetik karena orang sering bercerita; hampir segala sendi kehidupan berkaitan dengan sastra. Bahkan beberapa sastra lisan ada yang dianggap sakral dan tidak boleh untuk dilanggar, seperti mitos misalnya. Cara masyarakat zaman dulu untuk bereksistensi dalam memahami dunia lalu menginterpretasikannya, tetapi dengan cara yang kurang memadai yaitu melalui mitologi. 

Sastra lisan zaman dulu memiliki peran yang besar dalam membentuk, mempengaruhi, dan menetapkan pola pikir, sikap, perilaku, dan sudut pandang seseorang di suatu masyarakat dalam memandang dan mengarungi kehidupan.

Masyarakat pada zaman dulu sering bercerita menggunakan sastra lisan untuk penyampaian pesan kehidupan atau hiburan. Sastra lisan digunakan pada masa itu karena belum ada media tulis, jikalau ada masih jarang. Sastra lisan juga dianggap lebih mudah untuk diceritakan kepada orang-orang karena langsung secara verbal, atau bisa juga dongeng untuk anak-anak.

Perkembangan sastra lisan dulu, sebelum tulisan sudah umum seperti sekarang ini, cukup maju dan berkembang. Banyak orang-orang yang membuat sastra seperti misalnya syair, pantun, dongeng, legenda, dan mitos. 

Kehidupan zaman itu menjadi sangat estetik karena orang sering bercerita; hampir segala sendi kehidupan berkaitan dengan sastra. Bahkan beberapa sastra lisan ada yang dianggap sakral dan tidak boleh untuk dilanggar, seperti mitos misalnya. Cara masyarakat zaman dulu untuk bereksistensi dalam memahami dunia lalu menginterpretasikannya, tetapi dengan cara yang kurang memadai yaitu melalui mitologi. 

Sastra lisan zaman dulu memiliki peran yang besar dalam membentuk, mempengaruhi, dan menetapkan pola pikir, sikap, perilaku, dan sudut pandang seseorang di suatu masyarakat dalam memandang dan mengarungi kehidupan.

Lalu, apakah sastra lisan masih memiliki relevansi di masa sekarang ini? Pertanyaan itu yang menjadi tilikan bagi kita sebagai orang modern, mengingat masa ini sudah sangat maju. 

Sastra lisan yang sarat dan kental akan kebudayaannya, yang mengandung nilai moral, seni, dan falsafah kehidupan, apakah masih dibutuhkan dan digemari oleh masyarakat masa kini? Jika dilihat, sebagian besar orang memang ada yang sudah tidak peduli karena prioritasnya yang terletak pada iptek. Sastra lisan yang identik dengan kesan "kuno" mulai ditinggalkan dari waktu ke waktu. Meski masih ada sebagian orang yang tetap teguh mempertahankan budaya sastra lisan.

Terdapat berbagai macam cara untuk mempertahankan sastra lisan dan mengenalkannya kepada anak-anak sejak dini. Pertama, melalui pendidikan di sekolah. Kedua, peran orang tua menceritakan sastra lisan, itu untuk pengenalan kepada anak. Lalu jika kepada masyarakat umum bagaimana? Sebenarnya kesadaran tentang budaya yang dimiliki begitu kaya, mengapa tidak ada hasrat untuk mempertahankan dan melestarikan? Kecuali orang-orang yang berkecimpung di bidangnya seperti budayawan dan sastrawan. Seharusnya dalam menjaga sastra lisan bukan hanya tugas sebagian orang tetapi semuanya, sebab itu merupakan warisan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun