Mohon tunggu...
Budi Yanto
Budi Yanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

.... jernih, lebih jernih dan tetap jernih..... semoga.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rasa sebagai Encoding System

17 Maret 2012   18:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia hadir dunia dalam satu unit yang lengkap, mulai dari sistem kekebalan tubuh, sistem jantung, jaringan darahnya dan sebagainya. Termasuk, yang tak kalah penting adalah setiap unit individu manusia dilengkapi dengan sistem RASA. Eksplorasi para ahli tetang RASA memang sudah banyak dilakukan tetapi tidak seserius elemen kebadanan manusia yang lainnya.

Mekanisasi rasa sebagai satu sistem yang tidak terpisahkan dari sebuah individu manusia ada kecendurangan semakin di abaikan, atau setidaknya disederhanakan. Bahkan semakin tinggi capaian sebuah komunitas terhadap kedewaan teknologi dan materialism, justru elemen RASA semakin terabaikan.

Padahal RASA-lah alat ukur level arti sebuah hidup.  Mungkin, dalam sebuah sistem strategi perang, RASA terkadang bisa menjadi satu sistem radar yang amat sangat peka. RASA, juga bisa menjadi sebuah senjata yang sangat ampuh. tergantung dari pengembangan sistem RASA yang dilakukan secara individu maupun komunal.

Aplikasi sistem RASA, sebenarnya bisa mencegah terjadinya peperangan (antar individu, kelompok, dan golongan).  Sebaliknya set up konfigurasi RASA juga mampu memicu sebuah peperangan, permusuhan dan sebagainya. Dalam budaya Jawa individu yang dewasa, bukan  karena sudah berumur semata. Seorang yang dewasa adalah orang yang telah memiliki sistem MANAGEMEN RASA yang memadai dalam sebuah tata pergauan yang berbudaya.

Misal : seorang laki-laki jawa dewasa jika mencintai lawan jenis akan mengirimkan serangkaian pesan yang bermuatan RASA dalam setiap tutur kata dan sikapnya terhadap lawan jenis yang dicintainya. Dan si laki-laki jawa dewasa ini akan dengan sendirinya menyesuaikan diri setelah memperoleh respon pesan RASA dari lawan jenisnya. Seandainya dua unit manusia ini sudah terjalin relasi RASA masing-masing akan menjaga sistem keseimbangan rasa ini. Contoh, Seorang wanita dinilai sudah tidak mencintai lagi di tangkap dalam sistem RASA melalui elemen-elemen; biasanya kirim sms-sms serepot apapun si wanita tetepi kemudian berkurang. Biasanya RASA si laki-laki dilibatkan dalam setiap konflik batinnya melalui curhatnya, kemudian tidak dilibatkan lagi. Nah Sistem RASA si laki-laki Jawa dewasa menangkap, menyimpulkan dan tanpa membuat keruh biasanya sistem RASA-nya mengeluarkan instruksi untuk menyesuaikan diri.

Keputusan seorang dewasa untuk menyesuaikan diri ini karena mencermati sasmita (sistem pengkodean) melalui out put sikap tersebut. Jika tidak bersika si laki-laki ini bisa dinilai ndableg, atau tidak memiliki cukup kedewasaan.

Sistem RASA dan ruang pengertiannya sangat luas, maaf bila tulisan saya belum cukup memberikan kelengkapan yang memadai untuk memahami ide ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun