Mohon tunggu...
Politik

Ada Apa dengan Ancaman Penghentian Hibah Bamus Betawi?

7 September 2016   15:19 Diperbarui: 7 September 2016   15:25 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Isu mengenai ancaman penghentian dana hibah Badan Musyawarah (Bamus) Betawi masih mengundang seribu satu tanya. Apakah gerangan penyebab utamanya? Benarkah semata karena 'pelanggaran' yang disebabkan Bamus Betawi yang membawa soal SARA ke ranah publik jelang pilgub?

Ancaman penghentian dana hibah Bamus Betawi oleh Gubernur DKI Jkarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, Ahok mendasarkan alasan rencana penghentian dana berkaitan dengan permasalahan ajuan calon gubernur, yang mana kelak akan menjadi penantangnya di Pilkada DKI 2017.

Ahok mendalihkan penghentian tersebut karena Bamus Betawi membawa isu rasialis yang katanya melanggar undang-undang. Padahal, setelah dikonfirmasi, Ketua Bamus Betawi yakni Zainudin, akrab disapa Oding, tuduhan Ahok tersebut dibantahkannya. Bamus Betawi hanya mengajukan nama-nama yang oleh Bamus dinilai mewakili Betawi dan dapat menjadi calon alternatif bagi warga DKI. Adapun Bamus Betawi sendiri sama sekali tidak menunjuk dan menitikberatkan pada satu orang saja. Mereka menyajikan beberapa nama putra-putri Betawi seperti Nachrowi Ramli, Abraham Lunggana (Lulung), Saefullah, dan Sylviana Murni.(Sumber)

Tuduhan tidak mendasar Ahok atas Bamus Betawi yang katanya bermain isu SARA dan bermain di ranah politik sesungguhnya termentahkan sudah. Malah rakyat dapat melihat bahwa ancaman Ahok menghentikan dana hibah pada organisasi pelestari budaya adat Betawi ini semata karena ketakutannya. Ia takut tersaingi dengan calon-calon yang disampaikan Bamus Betawi pada masyarakat. Sebut saja salah satunya Saefullah, Sekda DKI yang mana juga bawahan Ahok. Apakah ini indikasi adanya penjegalan dari atasan terhadap bawahannya jelang pesta demokrasi Pilgub DKI? Ataukah karena sejatinya Ahok ingin menjegal langkah Saefullah dalam Pilgub?

Bila Ahok yakin menang dan merupakan pemimpin yang fair/adil maka tak semestinya dia menjegal Bamus dengan ancaman penghentian dana hibah. Padahal, Ketua Bamus sendiri merupakan tokoh partai Golkar yang menjadi parpol pendukungnya di Pilgub nanti. Bisa jadi malah sikapnya yang kurang matang ini bisa menjadi buah simalakama bagi Ahok jelang Pilgub.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun