Malas sebenarnya sekarang-sekarang ini kalau mau menulis topik yang berhubungan dengan politik. Soalnya sekarang ini banyak sekali buzer dan fans 'super alay' pemuja paslon tertentu yang terlalu reaktif sehingga tidak mampu menempatkan setiap masalah sesuai proporsinya. Masih mending kalau menggunakan bahasa yang sopan, kadangkala dibumbui caci maki dengan menggunakan bahasa hutan rimba yang tidak berlaku di dunia manusia.
Namun melihat maraknya berbagai postingan mengenai situasi politik sekarang ini yang cenderung memanas menjelang Pilpres 17 April yang akan datang, memancing saya untuk ikut andil dalam pergolakan tersebut. Apalagi berbagai postingan yang tersebar seolah-olah tidak ada relevansinya dengan pemilihan Presiden yang akan menjadi pemimpin bangsa ini selama 5 tahun berikutnya.
Masih jarang sekali ditemui postingan atau tulisan yang mengungkap mengenai bagaimana pemerintahan Jokowi selama ini dan lima tahun berikutnya jika Jokowi terpilih lagi, dan bagaimana konsep atau strategi pemerintahan yang dijalankan oleh Prabowo apabila yang terpilih untuk menggantikan petahana dalam periode berikutnya.Â
Postingan demi postingan ataupun tulisan demi tulisan lebih banyak mengungkapkan sisi buruk perilaku lawan politik baik itu perilaku di masa lalu ataupun masa kini. Kalau dilihat, masyarakat sekarang ini jadi seperti kumpulan tukang gunjing yang selalu siap sedia mengintip gosip baru mengenai keburukan kelompok paslon yang menjadi lawan politiknya.
Padahal yang dibutuhkan sekarang ini justru bagaimana kemampuan calon yang akan kita pilih nanti pada 17 April dalam memimpin bangsa ini ke depannya. Kemampuan tersebut tentunya tidak hanya berbicara masalah kemampuan personal calon presiden tetapi bagaimana strategi yang mau dijalankan oleh masing-masing calon dalam menjalankan pemerintahan ke depan.Â
Jadi berbicara kemampuan pemimpin itu bisa dilihat dari dua sisi yaitu kemampuan personal menempatkan dirinya sebagai pemimpin dalam mengoptimalkan segala daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan strategi yang akan dijalankan yang dituang ke dalam visi misi yang kemudian jika terpilih akan diimplementasikan dalam roda pemerintahan yang akan datang.
Tulisan ini mungkin tidak bisa lepas dari keberpihakan karena sejujurnya melalui tulisan ini justru untuk mengungkapkan bagaimana strategi pembangunan yang lebih tepat dilaksanakan untuk negara kita tercinta ini.
Dalam suatu sistem, manusia itu bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu golongan pekerja, intelektual dan pemimpin. Ketiga golongan itu dibedakan karena latar belakang pendidikan yang dimiliki.Â
Latar belakang pendidikan yang saya maksud di sini bukan dalam arti latar belakang pendidikan formal, tetapi semua elemen yang membentuk diri seseorang dari mulai latar belakang keluarga, kebiasaan membaca, pendidikan formal, lingkungan pergaulan dan lain sebagainya. Latar belakang tersebut menjadikan sebagian golongan manusia memiliki kemampuan intelektual dan manajerial, dan sebagian lainnya tidak.
Seorang pemimpin adalah mereka yang seyogyanya mempunyai kedua kemampuan tersebut sehingga mampu merancang suatu strategi yang tepat dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan sesuai dengan strategi yang dirancangnya.
Apa akibatnya jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan manajerial?