Mohon tunggu...
Politik

Berjuta Harapan di Pundak Satu Presiden

24 September 2015   04:51 Diperbarui: 24 September 2015   04:51 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Bangsa mana yang tak menginginkan kemerdekaan? Bangsa mana yang tak ingin menentukan hari depannya sendiri? Bangsa mana yang tetap ingin berada dalam belenggu penjajahan? Pasti tak ada. Pasalnya, setiap bangsa mendambakan kemerdekaan yang utuh         

Kita semua baru saja memperingati ulang tahun ke-70 kemerdekaan Republik Indonesia. Usia bangsa yang seharusnya dewasa dalam pola pikir dan tindakan. Akan tetapi, fakta menunjukkan masih banyak pihak yang mempertanyakan apa sebenarnya makna kemerdekaan itu. Apakah bangsa kita sudah benar-benar mengenyam kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat?

Swasembada pangan

Sederet pertanyaan di atas membutuhkan jawaban jitu, mengingat memang faktanya masih banyak hal yang harus dibenahi. Di sektor pangan, misalnya, kita masih dijajah oleh produk impor. Sudah kita ketahui bersama bahwa sebagian kebutuhan akan beras sebagai makanan pokok itu masih kita impor. Kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu – yang notabene merupakan makanan rakyat – juga masih kita impor. Bahkan, garam pun kita impor, padahal ribuan kilometer pantai di Indonesia merupakan lahan yang sangat potensial untuk produksi garam.

Memang sejumlah upaya besar sudah, tengah, dan akan terus dilakukan. Semuanya memerlukan waktu. Jadi, diperlukan kesabaran seluruh rakyat untuk melihat bukti nyata kesungguhan pemerintahan Jokowi – JK. Keberhasilan yang bersifat sakndang-saknyak atau tercipta dalam sekejap itu hanya terjadi di dalam legenda ”Bandung Bondowoso” yang hendak mendirikan Candi Sewu, alias khayalan belaka.

Silakan baca kelanjutannya di: http://writing-contest.bisnis.com/artikel/read/20150901/405/467920/berjuta-harapan-di-pundak-satu-presiden

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun