Ilustrasi Foto : Corbis
Hujan telah reda, mengguyur deras dari sore tadi. Mininggalkan aroma tanah yang menguap. Segar rasanya memenuhi seluruh kawasan *BIP Mukakuning. Meninggalkan kecipak air yang tergenang di celah trotoar sepanjang jalan yang kulalui. Dan sampailah aku di sini. Menghabiskan malam.
Selepas kerja seharian aku terbiasa melepas penatku. Sekedar mengisi perut yang lapar atau minum *Capucino. Atau tidur lebih awal jika tidak ada kegiatan berarti.
"Kenapa tak kau jawab. Aku yang telfon. Jangan diam." Suara seorang perempuan dari dalam telepon umum menyeruak ke telingaku.
Malam ini aku hanya memesan secangkir kopi. Sementara di jalan tak pernah sepi dari suara angkot maupun ojek yang hilir mudik antar jemput pekerja maupun penghuni dormitory.
Semakin malam suasana CC makin ramai. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan di tenpat ini. Indoor maupun outdoor. Dan berbagai aktifitas yang dikelola karang taruna Siaga Yudha. Yang difasilitasi oleh Tunas Karya Indoswasta dan pihak Batamindo Invesment Corporation.
Dan aku selalu menghibur diriku dengan duduk di bangku kantin. Kadang aku mengamati berbagai tingkah remaja penghuni *dormitory yang mayoritas muda dan single.
Ya single karena pekerja kontrak laki dan perempuan diasramakan di dormitory. Rata-rata pekerja industri elektronik. Mereka pekerja dengan kwalifikasi tertentu didatangkan dari berbagai daerah dari luar pulau Batam. Dengan fasilitas lengkap baik pujasera, klinik kesehatan maupun bioskop. Dengan keamanan terjaga selama 24 jam.
 *****
Entah ini malam yang keberapa sudah. Tiba-mataku seperti terbiasa menyaksikan hal serupa. Dan berulang. Menjelang malam, seorang perempuan berdiri di ruang telfon umum.
Dan kenapa mesti dia. Yang datang ke ruang telfon umum. Memasukkan uang koin lalu memutar angka-angkanya di box telpon warna biru.