Perang di Bosnia, Kroasia, dan Kosovo dipicu oleh agenda nasionalis, keluhan sejarah, dan persaingan klaim atas wilayah, yang menyebabkan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan yang meluas.
3. Krisis Rohingya di Myanmar: Di Myanmar, minoritas Rohingya menghadapi penganiayaan dan kekerasan sistematis yang dilakukan oleh militer dan kelompok nasionalis Buddha.
Konflik ini bermula dari perpecahan etnis dan agama yang mendalam, yang diperburuk oleh kebijakan-kebijakan yang diskriminatif dan kurangnya perwakilan politik.
4. Konflik Israel-Palestina: Konflik Israel-Palestina berakar pada persaingan klaim atas tanah, sumber daya, dan identitas nasional.
Perbedaan etnis dan agama telah memicu kekerasan dan kebuntuan politik selama puluhan tahun, dan kedua belah pihak terlibat dalam perjuangan panjang untuk menentukan nasib sendiri dan kedaulatan.
Mengatasi Konflik Etnis
Menyelesaikan konflik etnis memerlukan pendekatan multi-sisi yang mengatasi keluhan mendasar, mendorong tata kelola yang inklusif, dan mendorong dialog dan rekonsiliasi antarkelompok. Beberapa strategi utama meliputi:
1. Reformasi Politik: Menerapkan struktur pemerintahan demokratis yang menghormati hak-hak minoritas dan mendorong partisipasi inklusif dapat membantu mengatasi keluhan dan membangun kepercayaan di antara beragam kelompok etnis.
2. Mekanisme Penyelesaian Konflik: Membangun mekanisme penyelesaian konflik yang kuat, seperti komisi kebenaran dan rekonsiliasi, dapat memberikan landasan bagi penyembuhan, akuntabilitas, dan keadilan bagi korban kekerasan etnis.
3. Pembangunan Ekonomi: Berinvestasi dalam pembangunan ekonomi dan program pengentasan kemiskinan di komunitas yang terpinggirkan dapat membantu mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi dan mengurangi risiko ketegangan etnis yang timbul dari persaingan atas sumber daya.
4. Dialog Antaretnis: Memfasilitasi dialog dan memupuk pemahaman antar kelompok etnis yang berbeda melalui inisiatif berbasis komunitas, pertukaran budaya, dan pendidikan dapat membantu menjembatani kesenjangan dan mendorong kohesi sosial.