Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen || Tekad Seorang Ibu

22 Februari 2024   13:13 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan Anaknya (Sumber: Pixabay.com/Tim Kraaijvanger)

Suatu ketika, di sebuah desa sederhana yang terletak di tengah perbukitan, hiduplah seorang wanita bernama Sarah. Dia adalah ibu dari tiga anak, menjanda di usia muda, dan harus mengurus anak-anaknya sendirian. 

Kehidupan tidak berjalan baik bagi Sarah, namun dia mengenakan perjuangannya seperti baju besi, menghadapi setiap tantangan dengan tekad yang tak tergoyahkan.

Dari fajar hingga senja, Sarah bekerja keras di ladang, memanen tanaman untuk menyajikan makanan di atas meja. Tangannya, yang terkena sinar matahari, menunjukkan tanda-tanda kerja keras, namun mereka tidak pernah goyah dalam tugasnya untuk menafkahi. Anak-anaknya, Adam, Emily, dan Maya kecil, adalah mercusuar harapannya di malam yang paling gelap.

Meskipun mengalami kesulitan, Sarah tidak pernah goyah dalam cintanya kepada anak-anaknya. Dia tahu pendidikan adalah tiket mereka menuju kehidupan yang lebih baik, jadi dia berhemat dan menabung setiap sen untuk menyekolahkan mereka. 

Perjalanannya sulit, sering kali membuat Sarah kelelahan, namun dia bertahan, didorong oleh impian yang dia miliki untuk anak-anaknya.

Seiring pertumbuhan Adam, ia bercita-cita menjadi seorang dokter, Emily bercita-cita menjadi seorang guru, dan Maya, si bungsu, bertekad menjadi seorang seniman. 

Sarah menyemangati mereka, menanamkan dalam diri mereka nilai-nilai ketekunan dan integritas. Ia mengingatkan mereka bahwa jalan menuju kesuksesan tidak diaspal dengan emas melainkan dengan keringat, air mata, dan tekad yang tak tergoyahkan.

Tahun-tahun berlalu, dan pengorbanan Sarah membuahkan hasil. Adam lulus dari sekolah kedokteran, Emily menjadi pendidik yang disegani, dan lukisan Maya menghiasi galeri di mana-mana. Keberhasilan mereka merupakan bukti ketangguhan dan kasih sayang Sarah yang tak tergoyahkan.

Melewati badai kehidupan, Sarah berdiri tegak, menjadi mercusuar kekuatan bagi anak-anaknya. Perjalanannya mengajarkan mereka arti sebenarnya dari ketekunan, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat. 

Saat mereka berdiri bersama, menikmati pancaran prestasi mereka, mereka tahu bahwa semua itu tidak akan mungkin terjadi tanpa keteguhan hati seorang ibu yang tak tergoyahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun