Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen || Awal Ramadhan yang Penuh Harapan

11 Februari 2024   12:30 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan Muslimah (Sumber: Pixabay.com/Hasyim Muhamzah)

Aisha duduk di dekat jendelanya, hatinya berdebar-debar karena antisipasi saat matahari terbenam di bawah cakrawala dan memancarkan cahaya hangat di atas kota yang ramai. Dia sangat gembira karena Ramadhan sudah dekat. Tahun ini, ia memiliki banyak harapan dan cita-cita dalam benaknya.

Aisha memejamkan mata dan membisikkan doa dalam hatinya saat angin sepoi-sepoi membawa aroma melati ke kamarnya. Ia berdoa untuk kekuatan, bimbingan, dan cahaya Ramadhan masuk ke dalam hatinya. Dia memiliki tempat khusus di bulan suci ini, di mana dia melakukan pembaharuan spiritual dan introspeksi mendalam.

Aisha melihat bintang-bintang yang berkelap-kelip dan merenungkan tahun yang lalu. Ini adalah tahun yang penuh dengan kebahagiaan dan kesulitan, serta kesuksesan dan kegagalan. Namun, menjelang Ramadhan, dia merasakan optimisme muncul di jiwanya. 

Dia berharap bulan ini akan menjadi waktu untuk penyembuhan, pengampunan, dan pemulihan iman. Aisha mulai menulis harapan dan cita-citanya untuk bulan mendatang dengan pena. 

Dia berharap dapat memperdalam hubungannya dengan Allah melalui doa dan pemikiran, meminta pengampunan atas kesalahannya yang lalu, dan berusaha menjadi dirinya yang lebih baik.

Ia berharap dapat memperkuat hubungan persahabatan dan kekeluargaan, menyebarkan kebaikan dan kasih sayang ke mana pun ia pergi, dan mengubah kehidupan orang-orang di sekitarnya dengan cara yang positif. 

Ramadhan bukan hanya tentang mengurangi konsumsi makanan dan minuman; itu juga tentang menjaga kesehatan mental dan meningkatkan rasa syukur dan kemurahan hati.

Aisha merasa lebih baik saat hari-hari berlalu dan Ramadhan semakin dekat. Dia menyadari bahwa bulan ini akan menjadi periode perubahan yang akan memungkinkannya untuk mengatur kembali prioritasnya dan memfokuskan kembali energinya pada hal-hal yang benar-benar penting.

Aisha menyambut bulan sabit pertama Ramadhan dengan tangan dan hati terbuka ketika muncul di langit. Dia menyadari bahwa masa depan akan penuh dengan tantangan, tetapi dia juga menyadari bahwa dengan keyakinan sebagai panduannya, segalanya mungkin terjadi.

Di malam pertama Ramadhan, Aisha merasakan kedamaian menyelimuti dirinya saat ia menundukkan kepalanya dalam shalat. Ia menyadari bahwa harapan dan cita-citanya untuk bulan suci ini adalah janji yang akan terwujud. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun