Pertempuran terus berlangsung, bergema melalui pepohonan saat para raja bentrok dengan kemarahan yang paling besar. Gigi berkilat, cakar merobek bulu, dan raungan kesakitan bercampur dengan hiruk pikuk malam hutan.
Saat fajar menyingsing, medan perang dipenuhi dengan prajurit yang gugur, yang merupakan bukti keganasan konflik. Memar dan berlumuran darah, Leo dan Raja saling berhadapan sekali lagi, kelelahan terlihat jelas di mata mereka yang lelah.
"Kamu adalah lawan yang layak, Raja," Leo mengakui, suaranya terdengar letih namun penuh hormat. Mari kita akhiri pertumpahan darah yang tidak masuk akal ini.
Raja mengangguk, harga diri masih membara dalam dirinya. "Setuju, Leo. Mulai hari ini, biarlah batas-batas dipatuhi, dan semoga perdamaian kembali berkuasa di kerajaan hutan kita."
Dengan anggukan serius, para raja saling berpaling, persaingan mereka dipicu oleh pemahaman baru. Saat mereka mundur ke wilayah masing-masing, hutan menghela nafas lega, mengetahui bahwa bentrokan para raja telah berakhir, setidaknya untuk saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H