Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Siput yang Lambat

7 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 7 Februari 2024   09:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah taman yang rimbun di mana warna-warni bunga yang cerah menari-nari ditiup angin sepoi-sepoi, hiduplah seekor siput kecil yang sederhana bernama Sammy. 

Sammy tidak seperti siput lainnya; dia lambat---sangat lambat. Sementara siput-siputnya dengan cepat meluncur melintasi jalan setapak di taman, Sammy akan berjalan beringsut, meninggalkan jejak lendir yang berkilauan.

Suatu pagi yang cerah, saat tetesan embun berkilauan di kelopak mawar, Sammy memulai perjalanan menyusuri jalan setapak di taman. Tujuannya? Sisi lain taman tempat daun selada yang berair menunggunya. 

Namun, Sammy tidak menyangka bahwa langkahnya yang lambat akan mengubah perjalanan sederhananya menjadi petualangan yang penuh dengan pertemuan tak terduga.

Saat Sammy berjalan dengan lamban, dia bertemu dengan seekor semut yang sedang sibuk berlari melewatinya, membawa potongan-potongan makanan yang ukurannya berkali-kali lipat. "Kenapa terburu-buru, semut sayang?" Sammy bertanya, penasaran.

Semut itu berhenti, melirik Sammy dengan bingung. "Wah, karena waktu sangat berharga, dan ada banyak hal yang harus dilakukan! Tidakkah kamu merasakan urgensi hidup?"

Sammy merenungkan kata-kata semut tetapi melanjutkan perjalanannya yang lambat, tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk di sekitarnya.

Lebih jauh di sepanjang jalan, ia bertemu dengan seekor kupu-kupu yang terbang dengan anggun dari satu bunga ke bunga lainnya. "Kenapa terburu-buru, kupu-kupu cantik?" Sammy bertanya.

Kupu-kupu itu berhenti di udara, sayapnya yang halus bergetar. "Karena hidup ini cepat berlalu, siputku sayang. Aku harus memanfaatkan setiap momen sebelum ia hilang begitu saja."

Sammy mengangguk, memahami sudut pandang kupu-kupu itu, tapi dia melanjutkan langkahnya yang santai, menerima ketenangan perjalanannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun