Terkadang sempat mikir juga, sebuah esensi akikah di desa dan di kota makanya memang sama saja sih. Tapi dari sisi dampak ke lingkungan saya merasakan melaksanakan prosesi aqiqah anak di desa lebih harmonis dan ramai.
Ini pengalaman saya pribadi, di mana suasana aqiqah anak kedua di desa berasa banget kekeluargaanya. Apa sih yang membedakanya tentu saja dari sisi prosesnya.
Anak pertam saya lahiran di Ibu Kota dengan suasana jauh dari keluarga dan yang ada hanyalah tetangga komplek dan sahabat kerja semua. Keluarga dekat ada itupun tidak banyak dan mereka sibuk hanya datang sebentar dan kemudian pergi lagi.
Beberapa perbedaan yang sangat kerasa adalah saya coba rincikan saja supaya lebih detail.
Aqiqah di Kota lebih simple, cepat dan tidak merepotkan
Saya hanya membutuhkan nomer telfon penyedia jasa aqiqah saja, dan kemudian nego harga kepada mereka. Apa saja paket yang akan saya pilih berikan uang muka uda gitu aja besoknya semua paketan dari sate, kemudian gulai, dan lengkap dengan kotakan rapi sudah tersedia di depan rumah simple banget bukan.
Dan tentu saja tidak merepotkan orang lain berbeda sekali dengan kondisi di desa.
Kemudian anak kedua saya lahiran dikampung. Boro boro mencari layanan aqiqah cimanggis, pasti tidak ada karena memang disini kebiasaan orang semuanya masih gotong royong.
Susana aqiqah di desa cukup harmonis sih menurutku. Dimana dari kita membeli kambing di pasar, kemudian membawanya pulang sampai memberikan makan di depan rumah meski hanya beberapa hari kemudian di sate.
Pas mau proses sampai sate mateng dan menjadi gulai ini juga yang sangat wah sekali. Kita hanya memberikan uang saja kepada buk de dan keluarga dekat dimana mereka siap suka rela membeli bumbu di pasar, kemudian bapak bapak dengan semangat membantu membersihkan kambingnya sampai bersih dan siap di santap rame rame.
Suasana kebersamaan begitu hangat sekali.