Mohon tunggu...
Budi Saja
Budi Saja Mohon Tunggu... profesional -

if u think simply it's me\r\nif u think ordinary its me too\r\nnothing special, just budi :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampah Mewah

7 Desember 2012   01:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image dari http://4.bp.blogspot.com/-N0ir5Gd1nLo/TpfykAl0FwI/AAAAAAAAACU/0lGsE4f3cGs/s1600/sampah.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="image dari http://4.bp.blogspot.com/-N0ir5Gd1nLo/TpfykAl0FwI/AAAAAAAAACU/0lGsE4f3cGs/s1600/sampah.jpg"][/caption] Ia ada dikolong-kolong  birokrasi Ia ada di kantong-kantong baju pembuat aturan negeri Ia ada di meja-meja mewah digedung-gedung negri Ia ada di kantong-kantong bunda negeri Ia ada di setiap helaan nafas pengawal negeri Ia ada diketiak-ketiak guru-guru pertiwi Manakah yang lebih berharga ? Dia atau bau apek keringat pemulung di jalan sudirman? Manakah yang lebih sayang ibu pertiwi ? Dia atau manusia-manusia menjual diri demi tak meminta-minta  ? Manakah yang lebih bermartabat? Dia atau bau amis koreng-koreng dikaki pengemis ? Sungguh andai engkau tau, nilaimu Engkau akan menangis merangkak menuju liang kuburmu Sungguh andai engkau sadar seberapa rendah harga dirimu Engkau tak sanggup membuka mata melihat pandangan iba atau jijik ? Dari istri dan anak-anakmu Salam kompasiana untuk tikus-tikus negri....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun