Beberapa hari yang lalu telah beredar berita dari salah satu sumber berisi tentang Pemakaian Pupuk Kimia Berlebihan Sebabkan Lahan Pertanian Rusak. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang mengatakan bahwa "pemakaian pupuk kimia yang sangat tinggi imbas dari adanya revolusi hijau memberikan efek yang luar biasa sampai sekarang. Dapat di analisis bahwa  pupuk kimia pada pertanian dapat merusak tubuh kita, karena tanaman menyerap nutrisi dari pupuk dan nutrisi tersebut digunakan untuk membentuk buah pada tanaman. Padahal buah dikonsumsi oleh manusia sehingga dapat membahayakan tubuh
Salah satu contoh pupuk kimia yang berbahaya yaitu pupuk urea . Pupuk urea adalah pupuk nitrogen (N), yang memiliki kandungan nitrogen 46%. Pupuk urea terbuat dari reaksi kimia antara amoniak (NH3) dengan zat kimia  karbon dioksida (CO2) dalam satu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk kristal atau batu kecil. Pupuk Urea biasanya digunakan pada tanaman padi dan makanan karbohidrat yang lain, yang biasanya dikonsumsi remaja gen z sehari hari. Hal ini dapat menyebabakan beberapa masalah dalam tubuh contoh Intoleransi amino , kerusakan ginjal , peningkatan kadar amonia , dan masalah saluran pencernaan.
Selain bahaya pada Kesehatan tubuh dalam , juga dapat membahayakan tubuh bagian luar. Pada saat pengunaan pupuk kimia pada tanaman dapat terkena pada kulit , yang akan menyebabakan menjadi iritasi kulit jika tidak menggunakan pakaian yang tertutup. Pengunaan pupuk kimia secara berlebihan akan merusak lingkungan seperti pencemaran air tanah dan kerusakan ekosistem , yang pada akhirnya juga dapat berdampak kepada generasi z dan generasi mendatang.
Menurut berita yang ada diatas sebaiknya generasi z dapat mempelajari dampak pengunaan pupuk kimia terhadap Kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu gunakanlah pupuk yang tidak dapat menimbulkan dampak negative yang signifikan. Contoh pupuk yang baik bagi lingkungan yaitu pupuk kompos yang terbuat dari bahan organik Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H