Mohon tunggu...
Budi Rachman
Budi Rachman Mohon Tunggu... Novelis - Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Belajar menulis memaksa saya membaca. Membaca mendorong saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keberhasilan Sains dan Bankir Memerangi Bencana Epidemi

1 September 2019   11:40 Diperbarui: 1 September 2019   11:43 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika virus ebola meletus di Afrika Barat pada tahun 2014. Wabah tersebut menginfeksi sekitar 28 ribu orang dan menewaskan sekitar 11 ribu jiwa yang melanda di sekitar Mali, Liberia, Guinea dan Sierra Leone.


Bandingkan dengan yang terjadi pada abad pertengahan, epidemi yang paling mematikan dalam sejarah menelan begitu banyak korban jiwa. Sebut saja Black Death (Maut Hitam) yang mewabah dari Asia Timur hingga Eropa pada tahun 1300-an, menelan korban 75 juta-- 200 juta jiwa, dan flu Spanyol yang menelan sekitar 50 juta-100 juta jiwa, Virus Cacar menewaskan sekitar 60 juta orang Eropa, termasuk lima raja yang berkuasa Eropa, pada abad ke-18 saja.


Penurunan angka kematian akibat epidemi pada era modern, berhasil menekan angka kematian mencapai hampir 200% (perbandingan angka kematian akibat Ebola dan Black Death). Menurut anda, kenapa ada perbedaan angka kematian yang cukup signifikan?


Ada dua faktor untuk menjawabnya: yang pertama adalah kemajuan saintifik dan yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi.


Misalnya, ketika virus Ebola mewabah dan anda bertekad untuk menemukan obatnya. Anda butuh pendanaan untuk membayar asisten, membeli rempah-rempah, bahan-bahan kimia eksotik, dan pergi untuk berkonsultasi dengan dokter. Tentu anda juga membutuhkan uang untuk mencukupi seluruh kebutuhan anda selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun sambil duduk sibuk dengan riset anda. 

Namun, anda tidak punya uang, dan pemilik pabrik roti tetangga anda yang kaya raya, yang anda kenal dengan baik, tidak mau membiayai riset mulia anda. Jadi satu-satunya yang perlu anda lakukan adalah pergi ke Bank, bekerja sama dengan orang yang tidak anda kenal, dan berjanji ketika anda menemukan obat virus ebola, anda akan menjadi kaya raya dan membayar semua utang anda.


Betul, sistem Bank ini telah berhasil mengelaborasi antara sains dan pertumbuhan ekonomi. Perhatikan saja saham-saham farmasi BioCryst milik Amerika ketika virus Ebola mewabah? Ya.. saham mereka naik 90 persen, padahal saat itu mereka sedang sibuk mengembangkan obat dan vaksin anti-ebola. Sistem Bank modern percaya kepada orang/ institusi akan masa depan dengan memberikan mereka kredit. 

Sistem ini berhasil memutus siklus ketidakpercayaan manusia terhadap sains dan pertumbuhan ekonomi. Buktinya, pada tahun 2015, menteri Kesehatan Mali mengklaim negaranya kini bebas dari penularan virus Ebola.


Pada abad pertengahan, ketika wabah terjadi membuat orang-orang mendongakan mata kelangit, dan berdoa agar Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka. Kini, ketika seseorang mendengar ada suatu wabah epidemi baru yang mematikan, orang-orang kaya akan meraih ponsel mereka dan menelpon para broker/ pialang saham untuk menempatkan saham mereka di perusahaan farmasi.

sumber: cellcode.us
sumber: cellcode.us
Referensi bacaan: 

Harari, Yuval Noah. Homo Deus: Masa Depan Umat Manusia, 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun