Oleh: Nurmadina (Mahasiswi STAIN Majene)
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung boneka besar yang menyerupai raksasa yang diarak dalam pawai menjelang Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian Bhuta kala, roh jahat yang suka mengganggu manusia. Proses perayaan ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan kekuatan dalam diri manusia.
Mamuju Tengah merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, ciri khas yang menonjol adalah keaneka ragaman budaya, agama dan suku. Meskipun mayoritas penduduknya beragama islam, masyarakat mamuju tengah dikenal memiliki sikap terbuka dan menghargai keberagaman budaya, termasuk tradisi Hindu-bali yang masih kuat di daerah tersebut.
Setiap perayaan Ogoh-ogoh yang merupakan sebuah upacara tradisional Bali, Masyarakat muslim di mamuju tengah ikut dalam memeriahkan acara tersebut tanpa mengganggu berlangsungnya acara. Hal ini menunjukkkan bahwa walaupun berbeda agama, mereka menghargai dan ikut memeriahkan kekayaan budaya yang dimiliki.
Perayaan Ogoh-ogoh merupakan momen sakral yang di nantikan masyarakat setempat. Upacara ini melibatkan prosesi yang penuh dengan simbolisme, musik, dan boneka besar yang diarak mengelilingi desa dan dibakar di Pure.
Partisipasi masyarakat muslim dalam upacara ogoh-ogoh juga mencerminkan semangat toleransi yang ada di mamuju tengah, mereka menyebarkan informasi kepada masyarakat sekitar untuk ikut dalam kemeriahan acara dan masyarakat balipun menyambut hangat orang-orang yang ikut memeriahkan perayaan ogoh-ogoh. Ini adalah bukti nyata bahwa keberagaman tidak menjadi penghalang untuk bersama-sama merayakan keindahan budaya.
Sebagai masyarakat yang beragam, Masyarakat mamuju tengah berhasil menciptakan suasana yang kondusif bagi pertemuan berbagai budaya dan keyakinan. Melalui partisipasi aktif dalam perayaan Ogoh-ogoh,mereka tidak hanya memperkaya diri dengan pengalaman budaya, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap keharmonisan dan kebersamaan di lingkungan mereka. Ini adalah hal yang dapat dicontoh dan diapresiasi, karena menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H