Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Siapa Bilang Mencuci Motor adalah Pekerjaan yang Paling Sia-sia? Situ Aja yang Males

14 Maret 2021   18:27 Diperbarui: 14 Maret 2021   18:45 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi setelah saya membaca artikel yang mengatakan kalau mencuci motor adalah pekerjaan paling sia-sia. Dengan sepintas saja, pikiran saya langsung terkontaminasi dan muncul gugatan kurang sepakat kalau mencuci motor dianggap pekerjaan sia-sia. Mungkin lebih tepatnya, kalau pemilik motornya saja yang malas mencuci, sekali lagi, orangnya yang malas mencuci. Mengapa? Bukankah merawat benda milik kita adalah suatu anjuran oleh semua ajaran. Dan mencuci motor merupakan salah satu bentuk cara merawat harta benda milik kita.

Jadi begini, saya secara pribadi sangat merasakan hal berbeda ketika pakai motor bersih dengan motor kotor. Saat motor saya bersih, tentu rasa percaya diri saya sangat tinggi memakai motor tersebut ke mana saja mau pergi, apalagi kalau pergi ke acara pernikahan ataupun acara-acara keramaian lainnya, tak terkecuali kalau mau dipake bonceng gebetan, walah bisa dibayangkanlah. 

Selanjutnya ketika motor saya bersih, laju motor juga terasa ringan dan bahkan suara mesin akan terdengar jernih. Beda halnya kalau motor saya lagi kotor, sering saja terasa berat saat dipake dan juga muncul suara selain suara mesin yang sangat mengganggu konsentrasi saat sedang membawa motor.

Selain itu, ketika motor saya bersih tentu ciutan atau omelan orang-orang juga akan terhindarkan. Dalam pengalaman, ketika motor saya lagi kotor selalu saja dituntut oleh orang tua untuk segera mencucinya. Dengan gugatan kenapa tidak tahu cara merawat motor padahal milik saya sendiri, kan aneh. Alhasil kata-kata pun terlontarkan seperti "jangan hanya tau pake motor, tau juga dong merawatnya, setidaknya cucilah kalau motor itu kotor". Perkataan seperti itu jelas menggugat pikiran dan perasaan saya sebagai makhluk yang berfikir. Faktanya label negatif akan terus menghampiri ketika motor saya kotor.

Coba deh kita berpikir, meskipun motor hanya benda mati, tetapi ingat motor sangat membantu segala kebutuhan kita lho. Motor membawa kita ke mana saja sesuai yang diinginkan. Mau ke sana atau ke sini terserah, mau ke bawah atau ke atas tidak masalah, selagi motor tersebut ada bahan bakarnya dan jalanan yang ditempuh memang juga jalanannya. Sebenarnya bukan hanya motor sih, tetapi semua jenis kendaraan akan dapat membawa kita ke mana saja. Termasuk motor kotor juga bisa seperti demikian.

Oleh karena motor dapat membawa kita ke mana saja, tentu kita juga perlu untuk memperhatikannya. Meskipun tidak ada dalil seperti dalam kitab-kitab suci kalau kita wajib merawat atau mencuci motor. Mau dicuci atau dibiarkan kotor selamanya tidak juga yang melarang kok, semuanya terserah pada pemilik motor masing-masing lah.

Hanya saja, apa susahnya memperhatikan dan mencuci motor yang sangat membantu kebutuhan kita. Apakah itu sia-sia kalau kita memperhatikan kebersihannya? Saya pikir itu tidak bakalan sia-sia lho. Adapun alasannya kenapa dianggap mencuci motor adalah pekerjaan paling sia-sia karena motor akan dipake juga, dan setelah dipake pasti akan kotor lagi, apalagi kalau berada pada musim hujan. Kemudian, katanya juga mencuci motor adalah pekerjaan yang berat dan butuh banyak stamina, tidak semudah mencuci piring yang bisa dioles saja lalu selesai. Ehh, semuanya juga paham, lah.

Ya memang, mencuci motor tidak semudah mencuci piring, itu benar sekali. Jelas barangnya saja berbeda, kan tidak mungkin kalau disamakan cuci motor dengan cuci piring, walah aneh. Intinya setiap benda tentu memiliki porsi masing-masing dan cara merawatnya yang juga berbeda-beda, ada yang mudah dan ada lumayan susah. Jadi, kalau menurut saya, ya memang begitulah risikonya mencuci motor yang agak berat. Dan sebenarnya tidak berat sih kalau niat ingin memang mencucinya, kecuali kalau kita memang tidak mau mencucinya, itu beda lagi ceritanya.

Orang sesibuk apa pun itu, mereka juga dapat meluangkan waktunya mencuci motor kalau memang berniat. Kalau memang mencintai benda yang kita miliki pasti akan mudah menjalani dalam perawatannya. Kecuali kalau sudah dianggap sebagai barang yang tidak berharga lagi. It,s okay, up to you lah.

Sekali lagi saya katakan, mencuci motor bukanlah suatu pekerjaan sia-sia. Tidak selamanya juga mencuci motor akan terus-terusan dilakukan. Mencuci motor bukanlah pekerjaan yang dapat mengganggu aktivitas kita yang lain, ya karena mencuci motor tidak menentu waktunya, dan itu bisa kita gunakan saat punya waktu-waktu kosong. Terserah dari kita kapan dan di mana mau mencuci motor, selama itu tidak mengganggu hak-hak orang, no problem.

Setelah motor dicuci tentu rasa enak dan nyaman akan menghampiri, baik secara psikologis pemilik motor maupun kesehatan motor itu sendiri. Jadi, kalau seperti demikian mencuci motor pekerjaan paling sia-sia, oke. Mistisnya, mencuci motor juga dapat bernilai ibadah lho, contohnya seperti ini saat motor bersih tentu orang yang dibonceng akan merasa nyaman dan mungkin juga dapat terhindar dari perdebatan konyol. Orang lain nyaman dan kita juga nyaman, saya rasa itu bagian dari kebaikan, iya kan. Begitu pun ketika cinta keberhasilan, juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun