Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lambaian Alam Semesta

14 Maret 2021   14:37 Diperbarui: 14 Maret 2021   14:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.propertyguru.com

Sinar sang surya menyinari kegelapan.
Cahaya bulan purnama mengajak untuk melihat kenyataan.
Bintang-bintang berseri mengingatkan sebuah kenangan.
Suara gelombang samudera adalah tanda kuasa Ilahi.

Ruang-ruang semesta menyapa setiap saat.
Perbuatan-perbuatan manusia mulai dipertontonkan tak sewajarnya.
Seakan sayembara dalam memenangkan putri maha raja.
Apakah mereka tidak sadar bahwa alam telah menyaksikan, perbuatan seperti itu.

Kemurkaan terjadi bukan karena tidak ada seba.
Cermin telah ada di depan mata, namun banyak yang tidak sadar.
Hari demi hari dunia seakan sempit dan tak lagi bersahabat.
Pesan alam semesta tidak mampu dimaknai lagi.
Bukankah ini sebagai tanda bahwa alam akan segera berakhir?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun