Mohon tunggu...
Budi Prakoso
Budi Prakoso Mohon Tunggu... -

membaca untuk bisa menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berkah di Musim Hujan

30 November 2009   03:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Taufik Hidayat, Nasibnya memang tidak secemerlang atlet pebulutangkis Internasional Taufik Hidayat. Buat Bapak beranak tiga ini. Musim hujan merupakan berkah tersendiri. Sebagai tukang servis payung musiman, Tauifik Hidayat berkeliling kampung menjajakan jasanya.

Payung memang menjadi alat yang vital di musim penghujan. Meski vital banyak orang yang mengabaikannya saat hujan telah berlalu. Mungkin karena harganya yang relatif murah, bahkan sudah menjadi barang gratisan (souvenir atau hadiah) sehingga banyak pemilik yang baru  engerti payungnya rusak, ketika hendak digunakan.

Berjalan hingga puluhan kilo meter, setiap hari Taufik Hidayat bisa memperbaiki payung hingga 25 buah. Tarifnya ? Tergantung dari jenis kerusakan. Namun Menurut Taufik berkisar antara Rp. 5.000 samai dengan Rp. 20.000 rupaih. Menurut Taufik, Kebanyakan kerusakan terjadi akibat kesalahan pemlik sendiri. Misalnya, ketika selesai digunakan, payung dilipat dalam keadan basah. Atau, dibiarkan lama teripat ketika musim kemarau. “Padahal, payung kalau dirawat dengan baik, bisa memiliki umur yang lama,” Ujarnya.

Selain itu, merawat atau memperbaiki payung, sebenarnya tidak harus memiliki keterampilan khusus. Alat yang digunakan pun umumnya banyak dimiliki oleh keabnyakan rumah tangga, seperti obeng, tang, benang atau kawat pengikat. Tapi kebanyakan konsumen hanya ingin mudah saja. “ Bahkan hanya karena cara buka yang tidak bisa, payung harus diservis !” tuturnya.

Barangkali itulah gunanya ada tukang servis payung. Taufik pun bisa mengais rejeki tambahan. Terutama kalau proyek kontraktor yang biasa sebagai tempa kerjanya, sedang istirahat. “Maklum, kerja di konstruksitidak menentu. Kadang ada proyek kadang tidak,” Tukasnya seraya menyodorkan payung milki ku yang selesai diperbaiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun