Selintas tidak ada yang salah atau kurang, ketika generasi yang lebih muda mempunyai pemahaman bahwa setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, segalanya berlangsung baik-baik saja, everything is okey.
Apalagi jika membaca penggalan tek proklamasi yang berbunyi 'pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilakukan dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.'
Pemahaman demikian dapat timbul dari pelaksanaan peringatan hari pahlawan setiap tanggal 10 November yang berlangsung lebih singkat walaupun khidmt dibandingkan peringatan hari kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus.
Peringatan hari kemerdekaan berlangsung satu bulan yang melibatkan semua elemen Masyarakat, dan menyajikan berbagai atraksi, milai dari hiburan hingga perlombaan, serta perlombaan yang bernuansa hiburan.
Peringatan hari pahlawan biasanya berlangsung dalam satu hari, terdiri dari upacara bendera dilanjutkan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan oleh para pejabat pemerintahan, yang menyertakan pemuda dan pelajar secara perwakilan. Â
Pemahaman Sejarah
Dampak peringan Hari Pahlawan yang berlangsung lebih singkat, walaupun khidmat, Â generasi muda kurang menghargai atau tidak mengenal dengan baik peringatan Hari Pahlawan, sehingga kurang pemahamannya terhadap sejarah, Â semangat nasionalisme bisa luntur, minimnya teladan pahlawan, melemahnya identitas kebangsaan.Â
Akibat kurangnya pemahaman sejarah, generasi muda mungkin tidak sepenuhnya memahami pentingnya pengorbanan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Ini bisa mengurangi rasa hormat terhadap perjuangan masa lalu.
Sementara teladan pahlawan yang minim, kurang dalam memberikan kesempatan untuk mengenalkan generasi muda pada figur-figur pahlawan yang dapat dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Belanda, Jepang dan PD II