PRAKTIK PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN
Â
Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan yang memerdekakan maka perlu pemberian gambaran atau aktivitas yang bisa dibiasakan di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Ada beberapa kegiatan yang bisa dijadikan panduan untuk mengimplementasikan pendidikan yang memerdekakan, di antaranya:
- Pemberian kebebasan kepada siswa dalam menentukan tujuan belajar
Saat pembelajaran olahraga siswa diajak untuk ikut mengembangkan bakatnya dengan mengikuti klub-klub olahraga yang ada, seperti klub bulutangkis, klub sepakbola dan lain sebagainya. Kebebasan siswa dalam menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Kebebasan bereksplorasi tentang cita-citanya ke depan
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa
Siswa berdiskusi dalam kelompok. Siswa membuat karya dari bahan bekas yang ada di sekitar rumah, dikerjakan secara berkelompok. Pengerjaan di sekolah, jadi hasilnya murni karya anak, tidak ada campur tangan orang tua.
- Pemberian kebebasan pada siswa untuk mengeksplorasi berbagai jenis sumber belajar
Pada saat anak mendapat tantangan untuk berkebun di lingkungan sekolah. Siswa menggunakan internet dalam belajar untuk memperkaya literasi bagaimana berkebun di lahan sekitar sekolah. Anak mencatat setiap kegiatan yang mereka lakukan. Mulai dari aktivitas mencari informasi, mencari bibit, menyiapkan lahan sampai menanam dan merawatnya. Setiap proses yang dilakukan dicatat untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas di hadapan teman-temannya.
- Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
Pada saat pembelajaran Seni Budaya anak-anak diberikan kesempatan untuk berdiskusi untuk menampilkan satu tarian kreasi sendiri beserta properti, musik dan gerakannya. Benar-benar kegiatan itu diserahkan pada anak untuk membicarakan dan berlatih sampai hasil final siap untuk ditampilkan. Sementara guru memang hanya sesekali mengobservasi dan memberikan masukan. Ternyata hasilnya sangat luar biasa. Anak-anak benar-benar mampu menunjukkan hasil karya seni tari kreasi sederhana yang cukup layak untuk menjadi hiburan.
- Peningkatan keterampilan sosial dan keterampilan hidup yang relevan
Siswa membuat kerajinan tangan dari bahan yang ada di sekitar mereka. Dengan bimbingan dan arahan dari guru, siswa merancang proyek memproduksi sebuah produk berupa karya vas bunga dan tempat minum yang terbuat dari plastik botol air mineral yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga nampak sangat bagus dan menarik. Tentu saja masih sangat banyak contoh-contoh yang sudah dilakukan oleh sebagian
Hal-hal yang tidak selaras terkait praktik prinsip pendidikan yang perlu diubah di antaranya: 1) Penerapan model pembelajaran satu arah. Guru banyak melakukan ceramah sehingga dalam waktu tidak lama murid terlihat tidak konsentrasi. 2) Mengabaikan perbedaan individu siswa. Semua anak mengerjakan latihan soal yang sama dalam sebuah pembelajaran dan penilaian dengan KKM yang sama. Padahal dalas terdapat beberapa anak ABK. 3) Mengabaikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Kenyamanan belajar merupakan syarat untuk pembelajaran yang merdeka. Tanpa keamanan dan kenyamanan tentu akan sangat merugikan anak untuk belajar. Misalnya, lingkungan yang bising, bau dan rawan banjir atau longsor. 4) Penekanan pada pengukuran dan evaluasi kinerja siswa yang berlebihan. Anak-anak dituntut untuk mencapai nilai minimal sesuai KKM atau bahkan di atasnya. 5) Mengabaikan peran guru sebagai fasilitator belajar. Guru merancang semua yang harus dilakukan siswa, tanpa adanya ruang untuk mereka berkreasi dalam sebuah pengerjaan soal atau suatu masalah dalam berdiskusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H