Tak dapat dipungkiri, Lady Gaga adalah sosok paling kreatif di dunia hiburan saat ini. Lagu-lagunya yang menarik, aksi panggungnya yang eksentrik, dan gaya busananya yang unik telah membuatnya tersohor ke seluruh penjuru negeri. Ditambah lagi dengan sekelumit kontroversi yang kerap dibuatnya, dari gaun daging mentah hingga video klip yang dianggap menyinggung agama tertentu. Terkadang sang Mother Monster memang kerap tampil seksi, hanya berbalut pakaian dalam di konser dan video klipnya. Hal inilah yang membuat sang penampil terancam batal tampil di Indonesia akibat ulah sebagian pihak yang menjustifikasi bahwa Lady Gaga hanya sebatas pornoaksi semata. Apakah benar demikian?
Perlu diketahui bahwa di setiap konsernya, sang Mother Monster selalu membawa pesan positif bagi para penggemarnya. Gaga lantang menyuarakan agar mereka berani menjadi apa yang mereka inginkan. "Born this way" itulah kata-kata yang menguatkan semua orang untuk bangga menjadi diri sendiri apa adanya. Tanpa mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, ras, dan warna kulit. Sekilas pesan moral yang dibawa Gaga ini memiliki semangat yang sama dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Tidak berhenti sampai di situ, penyanyi bernama asli Stefani Germanotta ini mendirikan sebuah yayasan anti-bullying dengan nama Born This Way Foundation. Semangat positif juga tersirat dalam karya-karyanya, seperti Born This Way, Hair, The Queen, dan Bad Kids.
Sayang sungguh sayang, sebagian pihak hanya memandang Lady Gaga sebagai seorang penampil yang menjual seksualitas tubuh wanita semata. Sungguh pemikiran yang sempit. Alasan orang-orang untuk menonton Lady Gaga tentu bukan untuk melihat erotisme sang biduan. Mereka rela antri berjam-jam dan membeli tiket yang lumayan mahal harganya karena ingin menyaksikan secara langsung kehebatan Gaga sebagai seorang musisi yang sukses menciptakan lagu-lagu hits yang mendunia. Selain itu, aksi dan tata panggung yang memukau dan penuh totalitas tentu membuat mereka semakin penasaran untuk menonton konser sang Mother Monster. Mereka menonton bukan untuk melihat bra dan celana dalam. Bukan pula untuk menyaksikan tarian-tarian erotis yang merangsang. Penggemar Lady Gaga tentu bukanlah orang-orang yang berpikiran kotor nan sempit seperti para penentangnya.
Bicara soal moral, perlu kiranya untuk melihat ke dalam dulu. Apakah konser Lady Gaga signifikan menyebabkan kerusakan moral bangsa? Atau, mungkin moral bangsa ini sudah rusak duluan, tanpa ada konser Lady Gaga sekalipun. Lalu, apakah dengan dibatalkannya konser ini, moral bangsa kita akan 'sedikit' tidak rusak. Hey, sekarang sudah era canggih, Bung! Berbagai aksi panggung yang jauh lebih erotis dari Lady Gaga dapat diakses secara mudah dan murah lewat layanan streaming video. Salah satunya adalah aksi organ tunggal porno yang ironisnya dilakukan oleh penyanyi asli Indonesia.
Perlu ditekankan kembali bahwa orang menikmati penampilan Lady Gaga bukan untuk mendapatkan rangsangan birahi. Tetapi, untuk menikmati kreativitas buah karya musisi yang luar biasa berbakat. Tak ada gunanya membatalkan konser, yang ada hanya kerugian bukan hanya di sisi promotor, tetapi bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan adanya konser, tentu banyak pendapatan yang dihasilkan serta peningkatan kunjungan wisatawan yang datang menonton. Jadi, kenapa harus tolak konser Lady Gaga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H