Lari telah lama tersohor sebagai olahraga yang murah meriah dan dapat dilakukan semua lapisan masyarakat. Anggapan ini sudah lumrah karena olahraga lari tidak memerlukan peralatan khusus. Cukup kenakan baju, celana, dan sepatu yang nyaman. Baik tua maupun muda, siapapun bisa melakukannya. Tempatnya pun bisa di mana saja, mulai dari jalan sekitar rumah, gelanggang olahraga, hingga jalan raya saat hari bebas kendaraan bermotor atau car free day.
Manfaat berlari bagi kebugaran pun tak perlu dipertanyakan lagi. Sebagai salah satu bentuk latihan kardio, lari efektif membakar lemak, serta melatih pernafasan dan detak jantung agar tetap sehat. Hampir seluruh otot dalam  tubuh digerakkan sehingga manfaatnya pun begitu nyata bagi kesehatan jasmani.
Saat ini lari lebih dari sekedar olahraga yang menyehatkan. Banyak fungsi lain dari lari yang membuat olahraga atletik ini sangat diminati masyarakat luas. Mulai dari sarana melatih diri hingga gaya hidup.Â
Banyak pula institusi dan komunitas memanfaatkan acara lari tidak hanya untuk kegiatan olahraga semata, melainkan juga sebagai sarana promosi atau kampanye. Tentunya kampanya untuk hal-hal positif seperti promosi pariwisata atau kegiatan sosial dan penggalangan dana.
Lari dapat dijadikan sebagai sarana untuk melatih diri seseorang untuk menjadi individu yang lebih baik dan lebih fokus dalam mencapai tujuan. Menjadi seorang pelari yang handal dan mampu menaklukkan jarak hingga puluhan bahkan ratusan kilometer bukanlah hal yang mudah. Butuh proses latihan dan kedisiplinan yang tinggi untuk mencapainya.
Oleh karena itu, proses untuk bisa berlari menaklukan jarak yang jauh ini bisa dimaknai lebih dalam sebagai sarana melatih diri untuk mencapai tujuan hidup. Seperti lari, butuh persiapan yang tekun dalam mencapai sesuatu dalam hidup. Lari pun bisa melatih seorang individu untuk semakin disiplin, tekun, dan konsisten.
Belakangan lari telah bertransformasi bukan sekadar olahraga melainkan telah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang, khususnya di kota-kota besar. Tentu ini adalah hal yang positif. Banyak komunitas lari bermunculan. Perhelatan lari pun banyak digelar, mulai dari sekedar lari gembira sampai perlombaan lari marathon.
Lari sebagai gaya hidup pun tak ayal mendorong konsumsi masyarakat. Penjualan pakaian olahraga, seperti baju, celana, sepatu, kaos kaki, dan aksesoris pelari lainnya. Demikian pula konsumsi masyarakat terkait keikutsertaan dalam ajang lari yang biasanya menarik biaya ratusan ribu rupiah. Tanpa disadari lari yang telah menjadi gaya hidup ini juga berperan dalam menggerakkan perekonomian.Â
Dalam lima tahun terakhir, berbagai institusi baik pemerintahan maupun swasta seakan turut berlomba menyelenggarakan beraneka ragam perhelatan lari untuk menarik keikutsertaan masyarakat. Lari telah bertransformasi menjadi sarana promosi yang efektif. Banyak hal yang bisa dipromosikan melalui acara lari, mulai dari perayaan HUT suatu instansi, peluncuran produk, kegiatan sosial, dan tak ketinggalan pariwisata.
Sejak 27 Oktober 2013 atas inisiatif Gubernur Jakarta saat itu, Joko Widodo, Jakarta sebagai ibukota negara turut menyelenggarakan perhelatan lari akbar bertajuk Jakarta Marathon untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya wisata olahraga. Event lari yang merupakan lomba marathon internasional resmi pertama di Indonesia ini setiap tahunnya selalu menarik minat banyak pelari dari dalam dan luar negeri.
Tahun ini, Jakarta Marathon diselenggarakan pada hari Minggu, 29 Oktober 2017. Mari kita ikuti keseruan Jakarta Marathon esok hari. Masyarakat yang tidak ikut berlari pun bisa berpartisipasi dengan memberi sorakan penyemangat bagi para pelari marathon yang sedang berjuang.