Mohon tunggu...
Dina Sulistyaningtias
Dina Sulistyaningtias Mohon Tunggu... karyawan swasta -

mom of two, Roker KRL Bogor-Jakarta, blogwalker, oknum @KoplakYoBand bergelar bu kepsek (tanpa nomor punggung 1)

Selanjutnya

Tutup

Humor

[KYB] Cerita 20 Tahun Lalu dengan Anak Orang

4 Februari 2014   14:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kita dengarkan pengakuan seorang Kompasianer, sebut saja Beny namanya (40th):

Begini Mbak, waktu itu sekitar 20 tahun yang lalu.. saya masih brondong kinyis-kinyis tapi anti makan manggis. Waktu itu tampilan saya sanggar Mbak, kayak itu lho Yangwe Malamstein. Saya malah koleksi posternya Yangwe di kamar saya yang saya dapat dari majalah Hoe*.

Nah pada suatu minggu siang yang cerah, Ibuk dan Bulik saya pergi shopping katanya ke pasar Jatinegara mau beli tahu putih katanya. Saya ditinggal di rumah dengan anaknya Bulik saya, si Aldo yang umurnya 3 tahunan.Saya di kamar dengar musik metalika, si Aldo kayaknya nonton tipi filem doremon.

Lagi enak2 dengar metalika, tiba-tiba Aldo datang bilang ke saya,

“Mas Beny, Aldo mau e’ek….”

“Ya udah sana ke WC”, kata saya.

Terus Aldo ke WC mbak dan saya lanjut dengar Metalika. Saya ingat waktu itu lagunya Bleken..

Pas lagi refrennya saya ikut nyanyi Mbak…

“To begin whipping dance of the DEAAAATTTHHHH…!!!”

Tiba-tiba dari arah WC saya dengar Aldo teriak gini Mbak,

“Mas Bennnyyyyy…. CEBOOOOKIIIIIIIIIINNNNN!!!!!”

Coba Mbak bayangkan, gimana perasaan saya sebagai seorang preman yang wajahnya kayak Yangwe… tiba-tiba di suruh …nyebokin…

Lalu saya masuk ke WC. Saya ambil selang.Saya pasang selangnya ke kran di atas bak. Terus saya bilang ke Aldo,

“Aldo madep (menghadap) tembok Do!”.Terus Aldo madep tembok.

“Ya sekarang nungging…”, kata saya.

Terus Aldo nungging. Lalu saya semprot mbak pantatnya pakai air dari selang. Sampe bersih.

Setelah selesai. Saya suruh handukan.

Setelah itu saya balik lagi ke kamar ngelanjut baca majalah Hoe sambil dengar Metalica lagi.Si Aldo kayaknya lanjutin nonton tipi.

Sejam kemudian, Ibuk sama Bulik saya pulang.

Saya dengar pintu depan di buka. Lalu saya dengari Aldo tiba-tiba teriak sambil nangis,

“Mamaaaa, tadi Aldo eek terus dicebokin Mas Beny tapi DISEMPROT SELAAAAANGGG!!!... HUAAAAAAAAAAAAA!!!!!”

==================================================================

Lain lagi dengan cerita Rohana (38 th), ibu 2 anak yang nyaris abege. Yang nyaris abege anaknya ya, bukan ibunya. Ibunya sih es te we :

Waktu itu saya masih kuliah. Di minggu pagi yang cerah, ketika teman lain pada keluar pacaran, saya yang termasuk gadis-single-anteng-dan-berbudi-luhur (baca : jomblo) seperti biasa cuman bisa ndekem di kos-an.

Melihat gelagat bisa dimanfaatkan sebagai penjaga kos, ibu kos tak mau tinggal diam. Ibu 1 anak ini pun tak menyia-nyiakan kesempatan pacaran lagi dengan bapak kos.

“Roh, titip si Jajoek ya, ibu mau keluar dulu sama bapak, ada perlu sebentar. Nanti kalau nangis, kasih aja susu, ibu udah takerin susunya, tinggal kasih air anget”

Saya pingin menolak, tapi teringat tunggakan kos-an yang sudah 3 bulan, akhirnya saya memilih diam.

Singkat cerita, tinggalah saya berdua Jajoek di rumah. Jajoek mainan boneka, saya memasak indomie kegemaran. Tak seperti biasanya, menu kali ini istimewa. Ada irisan cabe rawit, daun bawang, telor dan kornet. Bayangan indomie rebus pedas mengalahkan bayangan cowok ganteng sebelah kos-an.

Kuah panas masih mengepul, tapi saya sudah kalap, persis seperti cewe yang gak dikasih makan setahun. Baru 2 suapan, ada suara anak kecil melengking.

“Mbak Rooooooh, cebokin Jajoek dong....”

Mangkok saya nyaris jatuh saking kagetnya. Sambil misuh-misuh saya lari ke kamar mandi.

Melihat muka saya yang kayak orang “gila”...hmm.. kayaknya ada yang gak tepat nih. Boso indonesia-ne “gilo” ki opo ya? Oiyaaa..bukan “gila”, tapi “jijik”...

Nah, tuh anak kecil tau kali ya muka saya keliatan jijik, jadinya dia tau diri. Tanpa disuruh dia nungging di bawah kran, trus air dari kran dikocorin ke pantat dia.

Sebagai tanda simpati, saya turut membantu.....nutupin kran-nya.

Setelah ibu kos pulang, Jajoek ngadu ke ibu-nya. Muka ibu kos merah padam, sebelum dia sempat membuka mulut, saya menyela..

“Jajoek pinter deh bu, bisa cebok sendiri. Tapi sekarang ibu pikir sekali lagi. Saya gak salah-salah amat kan? DARIPADA SAYA CEBOKIN ANAK IBU PAKE SIKAT WC??”

Kemudian besoknya saya ngringkesin barang dari kos-an.

=====================================================

Kolaborasi punggawa @KoplakYoBand cabang mBelgi dan Nyileboet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun