Alay. Lebay. Gaul. Galau. Gila. Secara. Unyu-unyu. Kowawa.
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia ternyata saya hanya menemukan 3 kata yang memiliki arti, yaitu : gaul, galau dan gila. Kok bisa mirip-mirip ya? Ya bisa lah, lah wong di pas –in kok…hehehehehe *kena deeeehhh* #nyengir
Untuk menemukan kata yang lain, kita harus rajin googling untuk tahu arti maupun penggunaannya dalam kalimat. Karena tidak dari satu sumber, ya wajar kalo artinya pun lain-lain tergantung persepsi si empunya website atau blog.
Dari banyak kata itu saya mau ambil satu contoh yaitu Alay. Ada yang mengartikan anak layangan, ada pula yang mengartikan anak groupis dan lain-lain. Entah dari mana kata ini berasal, yang jelas kesimpulan saya sementara adalah merujuk ke gaya anak muda jaman sekarang yang kepinginnya ngikutin trend tapi cenderungnya jadi norak bin kampungan.
Fenomena alay sebenarnya bukan cuma terjadi saat ini kok. Daripada saya nyinyir membicarakan orang lain, sepertinya lebih pantas saya berkaca dengan melihat betapa noraknya saya dahulu kala. Catet ya, ini bukan edisi narsis, bahkan sebaliknya, ini adalah edisi aib *lap kringet*. Here they are in random order ….
@@@
Jujur saja dari dulu sampai sekarang saya termasuk orang yang ogah ikut-ikutan trend.Gak mau serba pasaran, gak mau ikut arus, itu bahasa kerennya. Kelihatannya sih berpendirian teguh. Tapi akibatnya? Yap, ketebak. Saya terlihat old style hehehehe.
Sesungguhnya selalu saja ada alasan untuk tidak ikut-ikutan. Saat yang lain pake rok mini, saya tetap keukeuh sumeukeuh dengan rok panjang. Alasan saya simple, kaki saya kesebelasan, kasihan yang lihat ntar. Saat yang lain saling memanjangkan rambut, saya tetap setia dengan rambut pendek. Obat cakep saya ada di jari kok…loh kok bisa? Iya, rambut awut-awutan tinggal sisir pake tangan. (Ini sih pelit neng…)
@@@
Soal musik, inget anak-baru-tetangga-satu-gang kan? Yak, benar, NKOTB alias New Kids On The Block. Meski temen saya tergila-gila sampai gila beneran sama mereka, saya gak mau ikut-ikutan. Gak mau ikut-ikutan diem, maksudnya…hahahaha. Meski gak seheboh yang lain, saya diem-diem nyimpen posternya, koleksi lagunya, ngikutin dance-nya, ngimpiin personelnya *najong!* dan yang paling nista adalah nonton kartunnya!!! Kartun cing! Gak ada mirip-miripnya sama orangnya kok ditonton….#cucimuka #kemudianwudhu
Saya jarang dengerin radio sekarang, tapi kalo dulu, selalu always tidak pernah never. Hal paling seru adalah kirim-kirim salam ke kecengan melalui radio dengan playlist lagu yang…kata anak gaul…”gue banget gitu loh..”. Jadi kalo sang penyiar mengudara (read : not fly) dan membacakan pesan kemudian memutarkan lagu pesanan saya, yang saya rasakan adalah “kata hati saya tersampaikan padanya” *alah*. Padahal kalo dipikir-pikir..ya lumayan kalo si kecengan itu pas dengerin radionya, terus kalo gak…ya lu manyun…
@@@
Pandangan cowok cakep menurut pandangan saya juga berubah-ubah mengikuti kemajuan jaman *kriiik*. Saat SD, cowok cakep di mata saya adalah yang suka ngasih permen (kecil-kecil kok matre). Saat SMP, yang atletis jago main voli. SMA, yang pinter akademis-organisasi. Setelah kuliah, kriteria saya bertambah satu lagi, LUCU. Menjelang menikah, prosentase terbesar adalah syarat yang terakhir ditambah BAIK dan KASIH SAYANG. Kriteria sebelumnya? Bubar jalan…
#liriksuami #dibaleslirikan #kemudianberpandangan #eaaaaaa
Udah ah..sekian dulu ke-alay-an saya. Sebagai pelengkap nistanya postingan ini, saya tampilkan foto saya semasa SMA dulu. Wajarlah kalo foto beginian dipasang di Facebook, tapi di postingan sini, hayoooo jadulersss, ada yang mau nemenin saya?? *nyari musuh*
[caption id="attachment_159799" align="aligncenter" width="512" caption="saya (berjaket). Gak ada bedanya kan dengan sekarang?? iya gak beda...noraknya!!"][/caption] Powered by : @KoplakYoBand Episode : DjadoelYo Band
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H