DPR-RI telah terbentuk dengan berbagai kontroversi, sebentar lagi Pemerintah Jokowi dan MPR menyusul diresmikan. Â namun apakah semua ini akan mempunyai perhatian pada krisis-krisis bertubu-tubi yang mendera bangsa kita .
Krisis Air
Betapa jeritan masyarakat disetiap musim kemarau karena kekurangan air. Dari waktu ke waktu ketersediaan sumberdaya air ini semakin terancam tidak hanya di Jawa yang total hutannya semakin berkurang tidak hanya dari segi luasan tetapi juga dari kualitas tegakannya. Â Seperti kita ketahui hutan merupakan danau besar yang mampu menyimpan air begitu banyak yang akan dilepasnya pelan-pelan hingga musim hujan berikutnya. Tetapi siapa yang punya perhatian merehabilitasi hutan dan mempertahankan eksistensinya. Â Memang ada beberapa institusi yang berkepentingan tentang sumberdaya air ini tetapi kalau tidak didukung secara politik, tidak disediakan anggarannya dan menganggap bahwa air itu belum sampai kondisi krisis, institusi itu seperti macan ompong saja. Â Belum lagi mengenai kepatuhan kita semua pada tata guna lahan, sehingga bumi kita ini akan segera dipenuhi ladang beton dan aspal.
Krisis Pangan
Penyediaan pangan sangat tergantung usaha pertanian yang berkaitan erat dengan lahan pertanian. Usaha-usaha intensifikasi akan kalah bersaing dengan berkurangnya lahan pertanian secara progresif. Â Banyaknya komoditas pangan yang harus beli dari luar negeri tidak menggerakkan hati kita untuk menengok kesawah, ada kendala apa disana. Kendala di bidang pertanian sesungguhnya meresahkan seperti luas lahan yang semakin berkurang, sarana prasarana yang semakin memprihatinkan, tenaga kerja yang tidak tertarik pada kegiatan ini, kurangnya keberpihakan pemerintah terutama penyuluhan, pembibitan, tata niaga penyediaan anggaran, dan masih banyak lagi.
Krisis Energi
Krisis Kehutanan, Lingkungan dan iklim
Krisis Lapangan Kerja dan Kemiskinan
Krisis Sosial
Krisis Nilai dan Kepribadian Bangsa
Kita harus prihatin dengan bangsa ini, karena pemimpin-peminpinnya asik dengan perebutan kekuasaan, asik dengan bagi-bagi kekuasaan, asik dengan boikot-boikotan, asik bagi-bagi kue anggaran, kapan mereka memiliki empati ikut prihatin dan mencari solusi mengurangi krisis-krisis yang dihadapi bangsa kita ini. Pada akhirnya kita rakyat kecil harus mencari jalan keluarnya sendiri, tidak terlalu tergantung pada uluran tangan pemerintah atau perhatian pemerintah